dc.description.abstract | Pada era globalisasi ini, Indonesia ditantang untuk memasuki perdagangan
bebas sehingga jumlah tenaga kerja akan bertambah sejalan dengan pertambahan
industri. Salah satu sektor industri yang perkembangannya cukup signifikan adalah di
sektor pertambangan dan penggalian, salah satunya adalah industri pengolahan batu
kapur, pertumbuhan di sektor ini juga memberikan keuntungan di bidang ekonomi
pada bangsa Indonesia sendiri.
Dilain pihak apabila industri pengolahan batu kapur tidak mendapat
penanganan yang baik akan memberi dampak negatif kepada masyarakat dan
lingkungannya, karena paparan zat-zat hasil pengolahan batu kapur tersebut dapat
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan berupa adanya pencemaran udara.
Adanya pencemaran udara ini akan mengganggu kesehatan organ manusia terutama
organ paru-paru.
Di Indonesia sendiri, penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh debu
diperkirakan cukup banyak meskipun data yang ada masih kurang. Beberapa
penelitian mengenai gangguan fungsi paru dilaporkan bahwa terjadinya penyakit paru
obstruksi kronis (PPOK) pada masyarakat Jawa Timur yang tinggal di daerah industri
di Surabaya sebesar 13.5% dari 6.144 responden (Mukono, 1997). Hasil survei yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah terhadap 283
penambang batu kapur di Tegal, diperoleh data kapasitas paru normal sekitar 24.03%
dan kapasitas paru tidak normal sekitar 75,97%, yang terdiri dari gangguan restriksi
28,62%, gangguan obstruksi 16.25%, dan kombinasinya (gabungan antara restriktif
dan obstruktif) 1.10%. (Dinkes Kabupaten Tegal, 2004) Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan
desain case control study yaitu penelusuran retrospektif. Penelitian dilaksanakan di
kawasan pengolahan batu kapur Desa Grenden, Kecamatan Puger, Kabupaten
Jember pada bulan Mei 2011. Dengan teknik pengambilan sampel secara purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 86 orang. Variabel independen yang
diteliti adalah masa kerja, usia pekerja, kebiasaan menggunakan masker, kebiasaan
merokok, kebiasaan berolahraga, dan riwayat penyakit paru. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kapasitas paru pekerja.
Dari hasil pengumpulan dan analisis data, maka yang merupakan faktor-faktor
risiko yang berpengaruh adalah riwayat penyakit paru (OR= 6), masa kerja (OR=3.9), usia (OR= 3,08), dan kebiasaan merokok (OR=3.07). | en_US |