dc.description.abstract | Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember pada tahun 2011 tercatat sebesar 7
persen. Hal itu dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan sektor ekonomi yang terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sektor ekonomi yang memberikan
kontribusi paling besar adalah sektor pertanian. Sektor pertanian masih menjadi
sektor basis di Kabupaten Jember. Namun pertumbuhan sektoralnya terus mengalami
penurunan. Pertumbuhan sektoral yang paling memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Angka pertumbuhannya mencapai 10,66 persen. Dari permasalahan tersebut
terjadi pergeseran sektor ekonomi unggulan yang semula sektor primer menjadi
sektor tersier.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang
besarnya tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi di Kabupaten Jember dengan
menggunakan analisis Indeks Williamson lalu untuk mengetahui pengaruh
ketimpangan pendapatan antar wilayah dan kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Jember digunakan analisis Regresi Linier Berganda. Dengan
data PDRB dan pertumbuhan Kabupaten Jember tahun 2007 – 2011, data jumlah
penduduk, kepala keluarga dan kepala keluarga miskin Kabupaten Jember tahun
2006, data kesenjangan ekonomi tiap kecamatan tahun 2007 - 2011 di Kabupaten
Jember, data kemiskinan tiap kecamatan tahun 2007 - 2011 di Kabupaten Jember,
data pertumbuhan ekonomi tiap kecamatan tahun 2007 - 2011 di Kabupaten Jember
yang didapat dari Badan Pusat Statistik.
viii
Dari hasil analisis Indeks Williamson didapat bahwa hasil pembangunan yang
dilaksanakan di Kabupaten Jember dari tahun 2007 – 2011 menghasilkan sebaran
distribusi pendapatan masyarakat yang relatif merata di antara kecamatan yang ada di
Kabupaten Jember, meski ada empat kecamatan yang memiliki nilai Indeks
Williamson yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang lain, yaitu Kecamatan
Kaliwates dengan Indeks Williamson rata – rata 0,298, Kecamatan Sumbersari
dengan nilai Indeks Williamson rata – rata 0,251, Kecamatan Patrang dengan nilai
Indeks Williamson rata – rata 0,184 dan Kecamatan Ambulu dengan nilai Indeks
Williamson rata – rata 0,119.
Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda, nilai konstanta dari nilai
regresi adalah 0,48 yang berarti bahwa kenaikkan sebesar 0,48 terjadi jika ada
pengaruh dari kesenjangan pendapatan antar wilayah dan kemiskinan. Koefisien
regresi kesenjangan pendapatan antar wilayah adalah 0,31 yang berarti bahwa setiap
kenaikkan kesenjangan pendapatan antar wilayah sebesar satu rupiah, akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,31 dengan asumsi variabel lain tetap.
Koefisien regresi kemiskinan adalah sebesar 0,0000146 yang berarti bahwa setiap
kenaikan kemiskinan sebesar satu, maka akan menambah pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,0000146 dengan asumsi variabel lain tetap. | en_US |