Show simple item record

dc.contributor.authorAnita Dewi Prahastuti, S
dc.date.accessioned2014-08-14T07:18:36Z
dc.date.available2014-08-14T07:18:36Z
dc.date.issued2014-08-14
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/58894
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractLatarbelakang. Usaha laundri merupakan usaha informal dengan ciri-ciri tidak terikat jam kerja, pendidikan tertentu, dan gaji tertentu. Karakteristik pekerjaan di laundri bersifat monoton dan berulang. Tidak semua usaha laundri merupakan lingkungan kerja yang memenuhi syarat. Proses kegiatan di laundri setidaknya ada enam tahap kerja, yaitu pemilahan, pencucian, pengeringan, penyetrikaan dan pengepakan. Pada keenam proses kegiatan tersebut seringkali dilakukan dengan posisi yang tidak alamiah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data atau informasi kepada pemerintah, pengusaha dan pekerja mengenai evaluasi ergonomi pada laundri. Metode. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi dengan menggunakan kuesioner. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar RULA, REBA dan OWAS. Berdasarkan skor RULA postur kerja pada unit penjemuran masuk dalam kategori 6, yaitu unit pencucian, penyetrikaan dan pengemasan termasuk dalam kategori 4, yaitu diperlukan investigasi lebih lanjut dan perlu perbaikan segera. Sedangkan pada unit penerimaan masih dalam kategori 2, yaitu masih aman dan tidak diperlukan investigasi. Berdasarkan skor REBA postur kerja dengan risiko tinggi berada pada unit penjemuran dan penyetrikaan. Postur kerja dengan risiko sedang ditemukan pada pada unit pencucian dan pengemasan. Sedangkan postur kerja yang aman atau tidak berisiko terdapat pada bagian penerimaan. Berdasarkan skor OWAS, hampir semua unit masih dalam kategori 1, yaitu postur kerja tidak menimbulkan masalah kesehatan dan tidak diperlukan perbaikan. Sedangkan pada unit penyetrikaan, postur kerja meskipun tidak menimbulkan risiko, tapi masih diperlukan perbaikan. Sedangkan berdasarkan skor Nordic, keluhan musculoskeletal paling banyak ada pada bahu kanan, bahu kiri, lutut kanan dan lutut kiri. Saran. Berdasarkan hasil penelitian bisa disarankan bahwa perlu perbaikan atau redesain stasiun kerja. Selain itu disarankan supaya pemerintah melakukan pengawasan pada pekerja laudri untuk mencegah terjadinya musculoskeletal.en_US
dc.publisherFKM'13en_US
dc.relation.ispartofseriesPemula;203
dc.subjectergonomien_US
dc.subjectpostur kerjaen_US
dc.subjectkeluhan msuculoskeletalen_US
dc.titleAnalisis Ergonomi Pada Pekerja Laundrien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record