Potensi Limbah Kulit Kakao (Theobroma Cacao) Sebagai Pengikat Cemaran Logam Berat Timbal (Pb) Pada Air
Abstract
Produksi kakao di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 625,064 ton (Deptan, 2002). Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten penghasil buah kakao (Theobroma Cacao ) yang cukup besar. Limbah utama dari produksi kakao adalah kulit buahnya yang mencapai 75%. Limbah kulit kakao memiliki kandungan peptin yang tingi yaitu sebesar + 12,67% yang berpotensi sebagai pengikat logam berat.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi pemanfaatan limbah kulit kakao dari kabupaten jember sebagai pengikat cemaran logam berat timbal (Pb) pada air. Kandungan pektin yang tinggi dari kulit kakao diperkirakan dapat mengikat cemaran logam.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni (True Eksperimental) dengan bentuk Posttest Only Control Group Design. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimana percobaan dilakukan dengan tiga macam perlakuan, satu kontrol dan enam pengulangan. Pengamatan secara kuantitas dan kualitas air cemaran timbal dilakukan selama 2 x 24 jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak limbah kulit kakao yang dipaparkan pada air tercemar maka volume air menjadi semakin berkurang dan semakin keruh, namun tidak ditemukan perubahan bau pada semua kelompok. Data semua kelompok berdistribusi normal. Dari uji one way anova menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok Kontrol, P1, P2, P3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait mutu dan jumlah kandungan Pektin pada limbah kulit kakao dari Kabupaten Jember, menemukan bentuk yang paling sesuai dan stabil dalam penggunaan limbah kulit kakao sebagai pengikat cemaran logam berat timbal (Pb) pada air serta modifikasi limbah kulit kakao dengan bahan lain untuk mendapatkan kualitas air bersih atau air minum yang sesuai standart kesehatan.