dc.description.abstract | Konflik etnis Rakhine dan Rohingya disebabkan oleh kebijakan junta militer Myanmar untuk mendirikan negara bagian di
Myanmar Barat, Rakhine dengan memberikan privilege kepada minoritas penduduk Rakhine daripada mayoritas warga
Rohingya, padahal kebijakan yang diberlakukan oleh junta adalah negara bagian terbentuk atas dasar kelompok etnis
mayoritas. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang mengacu pada pengumpulan data berbasis pada
penelitian pustaka yang diperoleh dari jurnal, koran on-line, artikel ilmiah, dan lain-lain. Selain itu, penelitian ini
menggunakan metode analisa data yang bersifat deskriptif. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan
pendekatan sejarah politik dan ethnoconflict untuk menganalisis data yang bukan berbentuk numerik. Dalam menjelaskan
faktor-faktor penyebab konflik etnis Rakhine dan Rohingya di Myanmar tahun 2012, penulis menggunakan kerangka teori
ethnoconflict Michael E. Brown. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik etnis Rohingya dan Rakhine tidak lepas dari
keterlibatan junta militer. faktor-faktor penyebab konflik etnis dilihat dari faktor struktural yaitu negara lemah dan geografi
etnis, politik berupa diskriminasi institusi politik, elit politik yang dikuasai oleh junta militer dengan adanya kebijakan
Burmanisasi dan nasionalisme agama Buddha, diskriminasi ekonomi karena modernisasi Provinsi Rakhine dengan adanya
proyek pembagunan infrastruktur pelabuhan Sittwe dan pembangunan eksplorasi gas Shwe. Selain itu, faktor pemicunya
adalah pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis Rakhine bernama Ma Thida Htwe dan tidak diakuinya warga Rohingya,
etnis Bengali sebagai penduduk asli Myanmar sehingga membuat mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi dari junta
militer. | en_US |