Model Transfer Pengetahuan (Transfer Of Knowledge) Dalam Rangka Alih Generasi Pada Usaha Keluarga Di Industri Kreatif Batik Di Jawa Timur
Abstract
Tranfer pengetahuan (transfer of knowledge) memiliki arti yang sangat penting, bagi suatu organisasi usaha, apalagi bila dikaitkan dengan proses alih generasi. Hal itu bertambah penting bila terjadi dalam usaha batik, yang sebagian besar adalah usaha keluarga. Selain itu dalam usaha batik, pengetahuan menjadi modal utama mereka. Penguasaan dan pengelolaan pengetahuan karena itu harus terus dijaga dari satu generasi ke generasi berikutnya agar kelangsungan usaha tetap terjaga. Apalagi dalam usaha batik itu sendiri belum ada model transfer pengetahuan yang baku dan bisa dijadikan acuan bersama. Bila kesinambungan pengetahuan antar generasi tidak terjaga, dapat dipastikan kelangsungan hidup usaha batik itu juga tidak akan terjaga. Dalam skala yang lebih luas, ketiadaaan model transfer pengetahuan di usaha batik akan mengakibatkan kian menurunnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki keahlian dalam usaha batik.
Berdasarkan alasan diatas, maka penelitian ini berupaya memfokuskan pada pengembangan model transfer pengetahuan bagi usaha batik di Jawa Timur yang sangat krusial artinya bagi kelangsunga usaha batik di wilayah itu. Sebagaimana usaha kecil yang umumnya dikelola dalam manajemen keluarga, tidak banyak usaha batik yang mampu bertahan lebih dari tiga generasi. Ini menunjukkan bahwa transfer pengetahuan pada usaha batik terdapat permasalahan. Sejalan dengan itu usaha batik sedang terancam oleh serbuan tekstil yang bermotif batik, sehingga menjadi ancaman bagi penguasaan pengetahuan (de-skillisasi) SDM dalam usaha batik. Bila kondisi ini dibiarkan terus terjadi maka usaha batik yang diakui UNESCO sebagai warisan non-benda bangsa Indonesia itu dikhawatirkan tidak lagi terjaga karena kehilangan daya sejalan dengan berkurangnya penguasaan pengetahuan batik ini.
Sejalan dengan itu penelitian ini bermaksud menggali informasi sedalam mungkin terkait pola-pola transfer pengetahuan yang secara acak ada dan belum tertata dengan baik untuk kemudian direkonstruksi kedalam satu model transfer pengetahuan yang dianggap bisa dijadikan model atau acuan bersama. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) kepada para informan terpilih, terutama mereka yang usahanya telah mengalami alih generasi. Informan adalah para pelaku utama dalam usaha batik dan jumlah informandipilih melalui cara bergulir (snowballing) dimulai dari usaha batik yang dipilih berdasar kriteria yang ditetapkan peneliti. Wilayah penelitian adalah Tuban, Pacitan, dan Lumajang, yang dianggap mewakili karakter batik Jawa Timur. Penelitian menggunakan strategi kualitatif. Analisis informasi dan data dilakukan sejak awal dengan menggunakan pendekatan kombinasi induktif dan deduktif, serta deskriptip analitis.
Penelitian ini merupakan tahun kedua, atau kelanjutan dari penelitian tahun 2012. Output penelitian ini adalah, tersusunnya model transfer pengetahuan dalam usaha batik keluarga di Jawa Timur yang akan dimuat dalam jurnal nasional atau internasional, serta akan dikembangkan dalam bentuk buku ajar yang akan dijadikan referensi dalam rangka pengenalan batik dan usaha batik, serta dalam rangka menjaga kelestarian batik sebagai usaha dan sekaligus warisan budaya bangsa Indonesia.