dc.description.abstract | Untuk mengurangi ketergantungan akan minyak bumi yang semakin meningkat
setiap harinya, banyak negara telah menerapkan sistem subtitusi bahan bakar minyak
bumi dengan bahan bakar yang dapat diperbaharui, misalnya etanol digunakan
sebagai campuran pada bensin. Mengingat etanol dapat diproduksi dari produk
pertanian seperti jagung, tebu, beras dll, maka etanol menjadi salah satu bahan bakar
alternatif terbaik pada motor bensin. Pencapuran bensin dengan etanol tentu tidak
sepenuhnya menghasilkan campuran yang homogen/senyawa perlu adanya perlakuan
tambahan untuk mendapatkan hasil yang lebih homogen, salah satu caranya adalah
dengan memanaskan bahan bakar tersebut.
Apabila bahan bakar dipanaskan maka akan terjadi pemuaian atau perubahan
volume pada bahan bakar, selain itu viskositas dari bahan bakar tersebut akan
menurun. Peristiwa dapat dapat dijelaskan dengan teori Termodinamika yang
menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur suatu fluida, molekul fluida akan
bergerak cepat sehingga, pada volume tetap secara makro akan meningkatkan
tekanan. Bahan bakar dengan viskositas rendah akan teratomisasi dengan lebih baik
sehingga menghasilkan butiran bahan bakar yang lebih kecil. Dengan kondisi seperti
ini maka proses pencampuran bahan bakar dengan udara akan lebih homogen
sehingga bahan bakar yang terbakar lebih banyak.
Hasil yang didapat dari pengujian unjuk kerja motor bakar adalah Torsi
maksimum tertinggi didapat pada saat menggunakan bahan bakar T40˚C yaitu 6,37
Nm pada putaran 3400 rpm, meningkat sebesar 22,5%. Daya maksimum tertinggi
didapat pada saat menggunakan bahan bakar T40˚C yaitu 3,450 HP pada putaran
5600 rpm, meningkat 5,11 %. FC (Fuel Consumption) rata-rata terendah didapat pada
saat menggunakan bahan bakar T40˚C dengan 4,46 % lebih irit. | en_US |