Show simple item record

dc.contributor.authorKumaranata Kusumaning Asmara
dc.date.accessioned2013-12-06T18:54:35Z
dc.date.available2013-12-06T18:54:35Z
dc.date.issued2013-12-06
dc.identifier.nimNIM081910101010
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5842
dc.description.abstractDi dalam perkembangan industri, metalurgi (pengetahuan tentang bahan) memegang peranan penting dalam hal pemilihan logam. Pemilihan logam ini sangat diperlukan agar diperoleh proses produksi yang efisien dan mutu/sifat dari produksi yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dari perencanaan. Dewasa ini dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang perindustrian, maka diperlukan pula material yang mempunyai ketangguhan terhadap kerusakan, baik yang diakibatkan oleh beban kerja maupun kerusakan karena kondisi lingkungan yang kurang baik. Untuk kondisi lingkungan yang kurang baik salah satu penyebabnya adalah korosi. Salah satu contohnya adalah penggunaan baja TP 40. Karena sifatnya yang mudah ditempa, baja jenis ini banyak digunakan untuk membuat paku keling, rantai, roda gigi dan lain-lain. Usaha untuk mengatasi masalah korosi adalah dengan melapisi logam induk dengan cara penggunaan inhibitor yang berguna untuk melindungi logam tersebut dari serangan korosi. Salah satunya dengan menggunakan nikotin sebagai inhibitor. Kandungan nikotin ini dapat ditemukan pada ekstrak daun tembakau. Penelitian tentang kajian daya inhibisi ekstrak daun tembakau terhadap laju korosi baja TP 40, dilakukan di laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember dan di laboratorium Desain dan Uji Bahan Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Universitas Jember. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tembakau, etanol, akuades dan baja TP 40. ix Dalam penelitian, baja TP 40 direndam dalam ekstrak daun tembakau dengan variasi 0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 4000 ppm dan 8000 ppm. Waktu perendaman yang digunakan 5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, 25 hari, 30 hari, 35 hari, 40 hari, 45 hari, 55 hari dan 60 hari. Setelah perendaman tersebut, didapat laju korosi menurun pada penambahan inhibitor dengan konsentrasi 1000 ppm dan 2000 ppm dengan daya inhibisi 46,23% dan 72,89%. Sedangkan laju korosi meningkat pada saat penambahan inhibitor dengan konsentrasi 4000 ppm dan 8000 ppm. Analisis Uji Statistik dengan menggunakan metode eksperimen faktorial, membuktikan bahwa F hitung > F tabel yang berarti terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada waktu dan konsentrasi terhadap laju korosi. Foto mikro menunjukkan terdapat bercak kecoklatan yang kemungkinan besar adalah senyawa {Fe(NH3)6}2+ yang berfungsi sebagai filming corrotion inhibitor. Sedangkan korosi yang terjadi pada permukaan baja TP 40 ini adalah korosi merata.en_US
dc.relation.ispartofseries081910101010;
dc.subjectLaju Korosi dan Struktur Mikro Baja TP 40 Akibat Variasi Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Daun Tembakauen_US
dc.titlePERUBAHAN LAJU KOROSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA TP 40 AKIBAT VARIASI KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEMBAKAUen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record