Show simple item record

dc.contributor.authorSri Wahyuni
dc.contributor.authorGusfan Halik
dc.contributor.authorM. Farid Ma’ruf
dc.date.accessioned2014-07-01T03:02:25Z
dc.date.available2014-07-01T03:02:25Z
dc.date.issued2014-07-01
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57891
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractAplikasi perangkat lunak (software) sistem informasi geografis dan penginderaan jauh sebagai alat bantu (tools) analisis spasial, hendaknya menggunakan software yang legal (berlisensi). Hal ini dilakukan seiring ketatnya pelaksanaan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Namun demikian, sebagai alternatifnya akhir-akhir ini telah berkembang penggunaan dan pengembangan software sistem informasi geografis yang bebas (free open sources software, FOSS) yang dapat diprogram sesuai dengan keinginan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Lahan Kritis dan Erosi (SILKER) berbasis free open sources, FOSS-GIS ILWIS. Pengembangan perangkat lunak ini akan diterapkan di DAS Sampean Baru Bondowoso sebagai studi kasus. Pemilihan lokasi studi ini dengan pertimbangan bahwa DAS ini mempunyai kompleksitas permasalahan yang tinggi, sehingga diperlukan sistem informasi spasial yang dapat mendukung pengelolaan atau manajemen DAS yang handal dan terintergrasi. Kompleksitas tersebut bisa dilihat dari beragamnya tata guna lahan yang dimulai dari hulu yaitu daerah Bondowoso dimana daerah tersebut merupakan perkebunan kopi yang kemiringan lerengnya merupakan lahan kritis sehingga berpotensi sebagai penyebab tanah longsor (mudah tererosi) dan banjir bandang. Hal ini sangat disayangkan karena perkebunan kopi didaerah ini sangat terkenal sampai ke manca negara dimana varietas kopinya juga beragam yaitu jenis arabica dan robusta serta kopi luwak yang harga jualnya sangat tinggi. Curah hujan yang tinggi di Bondowoso ditambah dengan kritisnya lereng didaerah perkebunan kopi dapat mengakibatkan banjir di daerah hilir DAS Sampean. Hal ini terbukti bahwa beberapa kali di hilir DAS Sampean mengalami banjir yaitu tepatnya di Kabupaten Situbondo pada tahun 2002 dan 2008. Kedua kejadian tersebut menunjukkan dampak nyata dari manajemen DAS yang tidak terintegrasi dengan baik. Oleh harena itu sesuai dengan Rencana Induk Penelitian UNEJ 2013-2020 penelitian ini akan merancang sistem informasi spasial manajemen pengendalian DAS sebagai alat pengambilan keputusan (Decision Support System) dalam pengelolaan bencana tanah longsor didaerah perkebunan kopi dan banjir bandang. Kegiatan penelitian pada tahun ke-1 terdiri dari : inventarisasi citra satelit terkini (tahun 2013), pengolahan citra (retrifikasi, pengecekan lapangan dan klasifikasi citra), pembuatan digital elevation model (DEM), penyusunan database tutupan lahan, penyusunan database jenis dan parameter tanah, serta penyusunan sistem informasi lahan kritis menggunakan metode skoring (weight linier combaining, WLC) yang kemudian dilakukan verifikasi terhadap kondisi sebenarnya di lapangan. Semua tahapan dalam kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan FOSS-GIS ILWIS. Hasil yang diperoleh pada tahun pertama ini adalah : (1) Proses pengolahan citra satelit landsat 8 telah berhasil dilaksanakan, dimana proses tersebut telah melalui proses retrifikasi, pengecekan lapangan dan klasifikasi citra; (2) Peta digital elevation model (DEM), peta tata guna lahan, peta jenis dan parameter tanah telah berhasil dibuat, dimana hasilnya dapat dilihat pada list dibawah ini : Luas DAS Sampean Baru = 774 km2; Kemiringan DAS beragam mulai dari 0 sampai dengan 79°. Dimana luasan lahan terbesar pada kemiringan 0-6°; Jenis tanah adalah latosol, andosol, mediteran dan regosol. Luasan lahan terbesar berjenis tanah regosol; Tata Guna Lahan adalah Belukar, Hutan, Kebun, Pemukiman, Rumput, Sawah Irigasi, Sawah Tadah hujan, Tegalan. Luasan lahan terbesar dengan peruntukkan sawah irigasi; (3) Lahan kritis yang teridentifikasi di DAS Sampean Baru adalah yang mempunyai kemiringan lereng yang curam yaitu pada kemiringan 74-79°.en_US
dc.publisherFak. Teknik'13en_US
dc.relation.ispartofserieshibah bersaing;108
dc.subjectLahan kritisen_US
dc.subjectSistem informasien_US
dc.subjectFOS GIS ILWISen_US
dc.subjectSampean Baruen_US
dc.titlePENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LAHAN KRITIS DAN EROSI (SILKER) MENGGUNAKAN FREE OPEN SOURCES SOFTWARE FOSS-GIS ILWISen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record