dc.description.abstract | Meloksikam merupakan obat anti inflamasi non-steroid (AINS) yang memiliki
kemampuan penghambatan enzim siklooksigenase 2 (Cox-2) lebih besar dari pada
Cox-1. Meloksikam dengan pemberian sistemik dapat menimbukan efek samping
pada saluran cerna. Berdasarkan sifat fisika kimianya, meloksikam dapat diberikan
secara transdermal untuk menghindari timbulnya efek samping ketika diberikan
secara sistemik. penghantaran obat secara transdermal pada sediaan gel menunjukkan
kemampuan absorbsi perkutan lebih baik daripada sediaan salep basis minyak
Stratum corneum yang memiliki susunan rapat dan padat menjadi penghalang
utama penghantaran obat secara transdermal. Penambahan senyawa peningkat
penetrasi mampu mengurangi ketahanan stratum corneum sehingga bahan obat lebih
mudah melewati Startum corneum. Isopropil miristat (IPM) merupakan salah satu
jenis senyawa peningkat penetrasi yang tidak mudah teroksidasi dan tidak mengiritasi
sehingga sering digunakan pada sediaan transdermal. IPM bekerja dengan
berpenetrasi ke dalam stratum corneum dan mengganggu kekakuan lipid pada
stratum corneum sehingga terjadi ketidakstabilan lipid.
Sebelum berpenetrasi melewati stratum corneum untuk menuju tempat aksi
yang diharapkan, obat harus mampu lepas dari pembawa. Hal ini menjadi landasan
perlunya dilakukan penelitian pengaruh konsentrasi IPM terhadap pelepasan
meloksikam dari gel basis Carbopol 940. Penelitian pengaruh konsentrasi IPM 2,5 %,
5 %, dan 7,5 % terhadap pelepasan meloksikam perlu dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi IPM yang memberikan pelepasan meloksikam paling tinggi. | en_US |