Show simple item record

dc.contributor.authorBambang Wibisono
dc.contributor.authorAkhmad Haryono
dc.date.accessioned2014-06-11T03:24:37Z
dc.date.available2014-06-11T03:24:37Z
dc.date.issued2014-06-11
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/57780
dc.descriptionInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menggali dan mendeskripsikan penerapan prinsip kerjasama (cooperative principle) dan prinsip kesantunan (politeness principle) dalam komunikasi yang dipraktikkan oleh warga etnik Madura pelaku perkawinan usia dini; pengetahuan linguistik (linguistic knowledge) warga etnik Madura pelaku perkawinan usia dini; penerapan keterampilan interaksi (interaction skill) yang dipraktikkan oleh warga etnik Madura pelaku perkawinan usia dini; pengetahuan budaya (culture knowledge) yang diterapkan oleh etnik Madura pelaku perkawinan usia dini; menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan komunikasi pada keluarga pelaku perkawinan usia dini. Hasil akhir penelitian ini berupa model strategi komunikasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam berkomunikasi agar dapat dijadikan sebagai solusi dan antisipasi konflik intra dan antarkeluarga pasca-nikah. Metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah metode kualitatif, dengan fokus kajian pragmatik dan etnografi komunikasi. Informan penelitian adalah warga etnik Madura pelaku perkawinan usia dini, para orang tua, tokoh agama, dan pegawai KUA yang sering terlibat dalam mengatasi persoalan perkawinan usia dini. Data dikumpulkan melalui observasi partisipasi, wawancara, pencatatan dan perekaman. Data yang terkumpulkan ditranskripsi ke dalam data tertulis dan selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis wacana dengan konsep pragmatik dan analisis komponen tutur dengan metode etnografi komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan para pelaku perkawinan usia dini yang pernah bercerai selalu melanggar prinsip kerjasama, dan prinsip kesantunan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan oleh kurang memadainya pengetahuan linguistik dan pengetahuan budaya berkomunikasi mereka miliki, sehingga tidak terampil dalam berinteraksi dengan mitra tutur. Pelnggaran prinsip kerja sama yang mereka lakukan adalah: (1) pelanggaran maksim kuantitas, (2) kualitas, (3) maksim cara, dan (4) maksim relevansi. Pelanggaran prinsip kesantunan yang mereka lakukan adalah: (1) pelanggaran maksim kedermawanan, (2) maksim kerendahan hati, dan (3) maksim ketidakcocokan. Pelanggaran tersebut terjadi akibat pengetahuan linguistik dan budaya mereka yang kurang memadai.en_US
dc.publisherFak. Sastra'13en_US
dc.subjectPerkawinan usia dinien_US
dc.subjectetnografi komunikasien_US
dc.subjectstrategi komunikasien_US
dc.titleMODEL STRATEGI KOMUNIKASI: Sebagai Antisipasi dan Solusi Konflik Keluarga Etnik Madura Pelaku Perkawinan Usia Dinien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record