dc.description.abstract | Berdasarkan hasil penelitian dapat diidentifikasi modal sosial masyarakat
di wilayah Puskesmas Karangsari terbentuk dari norma, jaringan, dan
kepercayaan. Masyarakat di daerah penelitian termasuk masyarakat yang religius,
x
nilai-nilai tradisi yang diwarisi turun-temurun juga masih terlihat jelas dan
dijunjung tinggi. Norma lokal yang juga berkembang di ketiga desa ini adalah
budaya “sungkan”. Hubungan yang terjalin antar anggota masyarakat lebih
banyak dilakukan secara informal, menjalin hubungan dengan pihak luar,
kepercayaan diwujudkan gotong royong antar petani dalam hal kegiatan bercocok
tanam.
Modal sosial tersebut memiliki kaitan dengan pengembangan kelembagaan
di Puskesmas Karangsari pada Kebijakan program Jaminan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Banyuwangi (JPKMB) yang meliputi aspek-aspek kepemimpinan,
doktrin, program, sumber daya, dan struktur organisasi internal.
Modal sosial dalam bentuk nilai (norm) yaitu gotong-royong dan
kebersamaan mengatasi masalah, memunculkan ide yang berkembang kemudian
membentuk dan mempengaruhi pengembangan kelembagaan di Puskesmas
Karangsari. Nilai ini berkaitan dengan visi, misi, dan tujuan Puskesmas
Karangsari untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Kepercayaan masyarakat merupakan modal sosial bagi tercapainya
pengembangan kelembagaan di Puskesmas Karangsari dalam program JPKMB.
Wujud dari hubungan saling percaya yang muncul antara Puskesmas dengan
masyarakat adalah masyarakat mengakui program yang diberikan Puskesmas
Karangsari akan memberikan manfaat. Dengan kondisi yang demikian
mempermudah kerjasama dan adaptasi masyarakat dan Puskesmas dalam
mewujudkan tujuan bersama.
Modal sosial jaringan (network) di ketiga desa dalam penelitian ini dijumpai
dalam bentuk partisipasi kelompok informal yaitu perkumpulan-perkumpulan
Muslimat, Anshor, dan Fatayat. Sedangkan secara formal Puskesmas Karangsari
menjalin kerja sama dengan kader desa dalam menjalankan program-program
pelayanan kesehatan. | en_US |