dc.description.abstract | Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat,
dan tidak terkendali. Kanker berasal dari bahasa Latin “crab”, yang menggambarkan
pergerakan sel kanker yang menyebar ke seluruh tubuh manusia. Penyebaran sel
kanker salah satunya dipengaruhi oleh enzim Matriks Metalloproteinase 2 (MMP2)
yang merupakan enzim proteolitik yang diduga berperan penting dalam pertumbuhan
sel kanker. MMP2 memotong ikatan peptida seperti Gly-Val, Gly-Leu, Gly-Glu, GlyAsn,
dan
Gly-Ser
dalam
merusak
kolagen
menjadi
peptida
yang
lebih
kecil
(Seltzer
et
al.,
1981,1990). Kadar MMP2 yang tinggi menyebabkan proses degradasi jaringan
menjadi lebih cepat dan proses invasi (penyebaran) sel kanker akan lebih mudah
sehingga diperlukan obat (inhibitor) yang dapat bekerja secara signifikan dalam
menghambat kinerja MMP2. Inhibitor yang selektif dalam menghambat kerja MMP2
yakni inhibitor SB-3CT (Fisher et al., 2006). Inhibitor SB-3CT mengandung gugus
tiol yang berikatan dengan ion zink.
Obat untuk kanker saat ini diketahui belum bekerja secara maksimal. Obatobat
tersebut belum sepenuhnya menyembuhkan kanker, melainkan hanya
menghambat pertumbuhan sel kanker, maka pada penelitian ini dilakukan modifikasi
struktur SB-3CT guna mendapatkan kemampuan inhibisi yang lebih efektif dalam
menghambat kinerja dari enzim MMP2. Modifikasi inhibitor SB-3CT pada penelitian
ini berdasarkan pada pendekatan substituen bioisosterik. Kemampuan inhibisi dari
inhibitor modifikasi diprediksi secara in silico. Metode analisis yang digunakan yakni
metode QSAR dan docking.
Modifikasi inhibitor SB-3CT berdasarkan substituen bioisosterik
menghasilkan 77 senyawa baru hasil modifikasi yang selanjutnya ditentukan
kemampuan inhibisinya dengan analisa QSAR. Metode QSAR yang digunakan pada
penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain jumlah senyawa yang
digunakan kurang mencukupi sebagai senyawa training dan senyawa test serta jumlah
parameter yang digunakan pada penelitian ini kurang mempengaruhi aktivitas karena
keterbatasan parameter pada software yang digunakan. Oleh sebab itu perlu dilakukan
uji hasil analisa QSAR dengan metode lain yakni docking. Adanya keterbatasan pada
QSAR menyebabkan hasil analisa QSAR tidak berkorelasi dengan docking sehingga
QSAR pada penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai kemampuan
inhibisi inhibitor modifikasi SB-3CT. Oleh karena itu penentuan kemampuan inhibisi
didasarkan pada analisa docking.
Berdasarkan analisa docking hasil yang diperoleh dari penelitian ini
menghasilkan 2 calon inhibitor baru yang mampu menghambat kerja MMP2. Model
inhibitor tersebut merupakan hasil modifikasi menggunakan iod (daerah 1) dan
aziridine1-carbonitril (daerah 2). Sedangkan untuk hasil modifikasi inhibitor yang
kedua menggunakan brom (daerah 1) dan aziridine1-carbonitril (daerah 2). Calon
inhibitor baru tersebut lebih efektif menghambat kinerja dari enzim MMP2 dan
diprediksi memiliki kemampuan inhibisi 11 kali dan 8 kali lebih besar dibandingkan
dengan inhibitor SB-3CT yang belum dimodifikasi. | en_US |