dc.description.abstract | Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru matematika
kelas VIII SMP Negeri 1 Pakusari, metode pembelajaran yang sering digunakan
adalah metode ceramah. Pembelajaran tersebut masih berorientasi pada guru yaitu
guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan saja. Selain itu siswa kurang aktif
dalam pembelajaran. Karena kurangnya partisipasi dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan ketuntasan hasil belajar
siswa di bawah SKM (Standar Ketuntasan Minimal). Dari hasil observasi didapatkan
hasil belajar matematika siswa di kelas VIII-C masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh
data kelas, yakni 18,18% siswa dari 6 siswa yang dikatakan tuntas dan 81,82% atau
27 orang siswa yang tidak tuntas. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa. Salah satu pembelajaran matematika
yang diharap dapat memenuhi hal tersebut adalah pembelajaran matematika realistik.
Tujan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran
matematika realistik, aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa dengan
pembelajaran matematika realistik pada sub pokok bahasan kubus dan balok. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 1 Pakusari semester genap tahun
pelajaran 2011/2012.
Pengambilan data dimulai pada tanggal 20 Maret 2012 sampai dengan 07
April 2012. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Model skema yang
digunakan adalah model skema penelitian Kemmis dan Mc Taggart. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
wawancara, tes dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika realistik
pada sub pokok bahasan kubus dan balok kelas VIII SMP Negeri 14 Jember semester
genap tahun pelajaran 2011/2012 dilaksanakan langkah-langkah yang disesuaikan
dengan pembelajaran matematika realistik yaitu (1) memahami masalah kontkstual,
(2) menjelaskan masalah kontekstual, (3) menyelesaikan masalah kontekstual, (4)
membandingkan jawaban siswa, dan (5) menyimpulkan. Dalam pelaksanaannya
terdapat kekurangan pada pembelajaran pertama dan pembelajaran kedua. Pada
pembelajaran pertama guru tidak dapat menjalankan skenario pembelajaran secara
optimal, karena siswa kurang terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
Karena keterbatasan waktu pembelajaran pertama belum terselesaikan sehingga
dilanjutkan pada pembelajaran kedua. Pada pembelajaran kedua, guru kurang
membimbing siswa pada saat kerja kelompok karena pembelajaran 2 merupakan
lanjutan dari pembelajaran 1 akibatnya aktivitas siswa dalam matematisasi konseptual
dan dalam membuat model menjadi rendah. Sedangkan pada pembelajaran 3 dan 4
aktivitas guru sudah mencapai kriteria sangat aktif yaitu sebesar 91,7% sehingga
menjadikan persentase semua aktivitas siswa termasuk kriteria aktif. Semakin
meningkatnya aktivitas siswa dari pembelajaran I hingga pembelajaran IV
dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran matematika realistik. Sedangkan untuk ketuntasan hasil
belajar siswa siklus I, secara klasikal sebesar 39,40% dan semakin meningkat di
siklus II menjadi 84,85%.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran
matematika realistik cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi volume dan luas permukaan kubus dan balok. Hal ini terlihat dari peningkatan
persentase aktivitas dan ketuntasan hasil belajar matematika di kelas pada tiap
siklusnya. | en_US |