Show simple item record

dc.contributor.authorNi Made Listiari
dc.date.accessioned2013-12-05T04:37:06Z
dc.date.available2013-12-05T04:37:06Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM071610101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4694
dc.description.abstractGigi berfungsi untuk memotong, menggiling, dan mencampur makanan yang dimakan, selain itu sebagai pendukung wajah serta membantu fungsi bicara. Kualitas gigi perlu mendapat perhatian. Gigi manusia tersusun dari jaringan keras yang sebagian besar terdiri atas email, dentin dan sementum yang kekerasan dan komposisinya sama dengan jaringan tulang. Email mengandung zat anorganik dalam jumlah terbesar, sehingga merupakan bagian yang terkeras. Email dapat mengalami kerusakan karena keasaman. Keasaman di dalam rongga mulut salah satunya disebabkan oleh hasil fermentasi karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri. Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan Streptococcus mutans (S. mutans) berperan sebagai penyebab terjadi karies gigi. Adanya bakteri kariogenik, substrat dan faktor waktu menyebabkan struktur kimia gigi mudah terlarut. Proses ini disebut dengan demineralisasi. Salah satu mineral gigi yang mudah terlarut yaitu kalsium. Salah satu yang dapat mencegah terjadinya demineralisasi, dengan cara menghambat aktivitas dari mikroorganisme. Salah satu tanaman toga yang dapat dimanfaatkan yaitu daun sirih. Daun Piper betle L. mengandung hydroxychavicol dan fatty acids yang berperan sebagai antibakteri dan antijamur pada pH rendah. Kandungan phenol yang terdapatpada minyak atsiri dari daun Piper betle L. bersifat bakterisid. Dengan begitu diharapkan penambahan ekstrak daun Piper betle L. dapat menghambat pelepasan ion kalsium gigi. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Terdapat tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (A) kelompok sukrosa (B) dan kelompok ekstrak daun Piper betle L. (C)elemen gigi direndam dalam saliva buatan, sukrosa, S. mutans dan ekstrak daun Piper betle L. lemen gigi direndam dalam saliva buatan, sukrosa dan S. mutans. Kelompok ekstrak daun Piper betle L. Semua sampel pada masing-masing kelompok direndam selama 24 jam dan dimasukkan ke dalam desikator. Setelah 24 jam, dilakukan pemisahan elemen gigi dengan media perendaman. Kemudian pH media perendaman diukur dengan pH meter dan hasilnya dicatat. Untuk mengetahui banyaknya ion kalsium yang terlepas pada media perendaman dilakukan pengukuran dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan terdapat perbedaan nilai rerata pelepasan ion kalsium pada masing-masing kelompok. Kelompok B paling tinggi nilai pelepasan ion kalsium yaitu 1,055 miligram ekivalen per liter, disusul dengan kelompok A yaitu 0,796 miligram ekivalen per liter, kemudian kelompok C yaitu 0,165 miligram ekivalen per liter. Secara statistik uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok tersebut. Dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari pelepasan ion kalsium antara kelompok A dengan B, namun terdapat perbedaan yang signifikan dari pelepasan ion kalsium antara kelompok A dengan C dan kelompok B dengan C. Kesimpulan menunjukkan bahwa ekstrak daun Piper betle L. efisien dalam menghambat pelepasan ion kalsium gigi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101042;
dc.titleSIMULASI KARIES GIGI DENGAN INHIBISI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) BERDASAR ANALISA ION KALSIUM (Penelitian Eksperimental Laboratoris)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record