dc.description.abstract | Kebutuhan aspal untuk keperluan perkerasan jalan saat ini di Indonesia cukup
tinggi. Pada tahun 2008, kebutuhan aspal tersebut disokong dari impor aspal yang
dilakukan Pertamina dan mencapai 200.000 sampai 250.000 ton. Disisi lain
sebenarnya Indonesia memiliki cadangan aspal alam cukup banyak di Pulau Buton,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Aspal alam ini dikenal dengan nama Asbuton atau Aspal
Batu Buton. Produk asbuton yang saat ini tengah banyak dikembangkan dan
digunakan adalah jenis BGA atau Buton Granular Asphalt yang memiliki kadar
bitumen antara 20% sampai 25% dan memiliki kadar air kurang dari 2%. Berbeda
dengan penelitian yang menggunakan BGA sebelumnya, dalam penelitian ini BGA
digunakan untuk benar-benar menggantikan peran aspal minyak pada campuran
perkerasan. Diharapkan dari metode ini dapat digunakan untuk melihat pengaruh
yang ditimbulkan BGA pada karakteristik marshall dan dapat diketahui pula
kemampuan BGA untuk menggantikan peran aspal dalam campuran.
Rangkaian pengujian pertama adalah pengujian bahan. Setelah dilakukan
perhitungan dan penyiapan benda uji, kemudian dilakukan pengujian marshall tahap I
untuk mencari kadar aspal optimum (KAO). Kemudian, dirumuskan komposisi
campuran AC-WC dengan menggunakan BGA yang sesuai dengan kondisi campuran
AC-WC dengan aspal pen 60/70 yang sesuai dengan KAO. Pada kondisi tertentu
kandungan mineral dalam BGA juga menggantikan seluruh atau sebagian kebutuhan
agregat halus dalam campuran. Penggunaan BGA ini kemudian divariasikan
proporsinya menjadi sepuluh variasi penggunaan BGA. Pada benda uji dengan BGA
inilah kemudian dilakukan pengujian marshall tahap II. Uji marshall tahap II ini
untuk melihat karakterik campuran dengan menggunakan BGA. Dari hasil uji marsall
ix
tahap II pada kedua jenis campuran benda uji ini kemudian dilakukan sebuah
pengolahan dan pengujian data untuk mengetahui keterkaitan dan keeratan hubungan
antara variabel proporsi penggunaan BGA dengan elemen-elemen karakteristik
marshall. Berdasarkan hal tersebut metode yang digunakan adalah metode regresi
dan korelasi.
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan penilitian, diketahui BGA dalam
campuran tanpa tambahan aspal minyak dapat digunakan untuk melihat perilaku
BGA dalam mempengaruhi karakteristik campuran. Hal ini dapat dilihat dari
koefisien determinasi dan koefisien korelasi yang cukup tinggi. Sedangkan untuk
karakteristik marshall campurannya, nilai stabilitas yang dipengaruhi BGA
cenderungan turun dengan meningkatnya kadar BGA dan nilai stabilitas ini tinggi
hingga jauh melampaui spesifikasi. Angka kelelehan juga terus turun seiring
bertambahnya kadar BGA hingga keseluruhan angka kelelehan tidak memenuhi
spesifikasi. Hal ini kemudian membuat nilai hasil bagi marshall sangat tinggi
melebihi spesifikasi dan meningkat seiring bertambahnya kadar BGA dalam
campuran. Pada hasil pengujian kepadatan, VMA dan VFA, BGA memberikan
pengaruh yang serupa dengan membentuk trendline positif. Tidak seperti pada angka
kepadatan dan VMA, pada VFA hanya pada tiga kadar BGA tertinggi saja yang
mampu memenuhi spesifikasi. Sedangkan pada hasil VIM, BGA memberikan
pengaruh dengan menurunkan nilai VIM seiring meningkatnya kadar BGA dalam
campuran sehingga hanya pada dua kadar BGA tertinggilah yang dapat memenuhi
spesifikasi. Dari hasil ini, secara keseluruhan BGA memberikan pengaruh yang baik
bagi campuran namun masih terdapat kelemahan pada angka kelelehan yang terlalu
kecil. Hal ini membuat campuran menjadi relatif getas dan kaku sehingga hanya
mampu digunakan pada tipe jalan dengan beban lalu lintas rendah atau jika
digunakan pada tipe jalan dengan kualitas lebih tinggi perlu memperhatikan kembali
penggunaan aspal minyak sebagai pendamping BGA atau dengan memberi perlakuan
khusus pada BGA agar kelemahan campuran ini dapat teratasi. | en_US |