dc.description.abstract | Pengembangan irigasi air tanah dikembangkan di beberapa daerah di Jawa
Timur, utamanya daerah daerah penghasil beras salah satunya Kabupaten
Banyuwangi. Dimana sampai saat ini Banyuwangi masih dikenal sebagai daerah
lumbung padi di Jawa Timur. Lokasi daerah kajian dalam tugas akhir ini berada di
Desa Kedunggebang, salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi yang juga
merupakan penghasil padi. Kendala yang terdapat di lokasi studi adalah tidak adanya
pengairan sungai yang mampu dimanfaatkan untuk irigasi, sehingga hanya
mengharapkan adanya hujan untuk kesinambungan hasil pertanian. Oleh karena itu
perlu adanya sistem rekayasa irigasi untuk meningkatkan produktifitas lahan tersebut.
Salah satunya adalah mengoptimalkan potensi air tanah melalui pengeboran dan
pemompaan.
Hasil dari pengeboran dan uji pemompaan pada daerah kajian menghasilkan
debit sumur sebesar 20,32 lt/det. Debit tersebut yang selanjutnya direncanakan untuk
digunakan memenuhi kebutuhan air irigasi lahan seluas 26 Ha pada daerah kajian.
Dalam usaha meningkatkan hasil produksi pertanian pada daerah kajian, maka dari
perhitungan dipilih alternatif dua pola tata tanam yang bisa digunakan, yaitu pola tata
tanam padi-padi-palawija dengan masa awal tanam bulan Nopember periode 3 serta
ix
dengan kebutuhan air maksimum 1,51 lt/dt/ha dan pola tata tanam padi-palawijapalawija
dengan masa awal tanam bulan Nopember periode 3 serta dengan kebutuhan
air maksimum 1,40 lt/dt/ha. Kedua alternatif tersebut diambil karena mempunyai nilai
selisih perbandingan debit sumur dan kebutuhan air irigasi yang terkecil diantara
alternatif lainnya. | en_US |