Show simple item record

dc.contributor.authorSWANDINI MUHAROMAH TRIWARDANI
dc.date.accessioned2013-12-05T03:57:41Z
dc.date.available2013-12-05T03:57:41Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM071610101053
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4618
dc.description.abstractEtiologi kanker rongga mulut masih belum jelas, namun dapat dipicu oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor penyebab leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dikerok. Leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Kebanyakan pasien dengan kanker rongga mulut meninggal dalam waktu 5 tahun, hal ini disebabkan oleh keterlambatan deteksi atau ketidaktahuan penderita sehingga kanker rongga mulut ditemukan setelah dalam tahap moderate atau severe. Oleh sebab itu, deteksi dini dalam menentukan keganasan pada lesi rongga mulut sangatlah penting karena prognosa dan batas harapan hidup sangat ditentukan oleh deteksi dini dari suatu keganasan. Salah satu tes tambahan awal yang dapat membantu mendeteksi keganasan dalam rongga mulut yaitu dengan penggunaan toluidine blue 1%. Toluidine blue 1% adalah pewarna metakromatik kationik yang dapat memperlihatkan afinitas untuk bahan nuklear dengan kandungan DNA atau RNA tinggi. Pewarnaan toluidine blue 1% bermanfaat untuk membantu diagnosa kanker dan menentukan tempat biopsi yang tepat. Penelitian observasional deskriptif ini dilakukan di Desa Mayang Kecamatan Mayang Kabupaten Jember pada bulan Oktober 2010. Objek penelitian yang digunakan adalah masyarakat Desa Mayang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perokok. Tehnik pengambilan objek pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pada penelitian ini, deteksi keganasan dilakukan dengan cara mengoleskan toluidine blue 1% pada epitel mukosa rongga mulut masing-masing objek. Objek penelitian diinstruksikan berkumur dengan air, kemudian diintruksikan kembali untuk berkumur dengan asam aset at. Setelah itu dilakukan pengolesan touidine blue 1% pada epitel mukosa rongga mulut. Setelah diolesi toluidine blue 1%, sampel diinstruksikan kembali berkumur dengan asam asetat lalu berkumur dengan air. Adanya keganasan ditandai dengan warna yang lebih biru dibandingkan epitel mukosa di sekitarnya. Setelah diolesi dengan toluidine blue 1%, hasil pewarnaan pada masing-masing sampel diamati dan diberi skor sesuai dengan jumlah epitel mukosa yang berwarna lebih biru dari jaringan di sekitarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penyerapan toluidine blue 1% pada mukosa perokok. Penyerapan yang paling banyak adalah pada daerah bukal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101053;
dc.subjectEPITEL MUKOSA RONGGA MULUTen_US
dc.titleDETEKSI KEGANASAN PADA EPITEL MUKOSA RONGGA MULUT PEROKOK KRETEK BERFILTER DENGAN MENGGUNAKAN TOLUIDIN BLUE 1%en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record