Show simple item record

dc.contributor.authorAdi Febriyanto
dc.date.accessioned2013-12-05T03:31:41Z
dc.date.available2013-12-05T03:31:41Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM081910301075
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4568
dc.description.abstractPemanfaatan kayu dalam bidang konstruksi sejauh ini masih terbatas pada pemakaian non struktur dan masih jarang dalam pemanfaatan struktur utama berupa kolom ataupun balok. Kayu memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan beton dan baja, misalnya dalam hal keindahan, lebih ringan, mudah dalam pengerjaannya dan relatif lebih ekonomis. Anshari (2006) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mengoptimalkan fungsi kayu sebagai struktur bangunan adalah dengan menggabungkan satu atau lebih jenis kayu yang direkatkan menjadi satu kesatuan yang dalam bahasa asing biasa disebut glue-laminated (glulam) timber. Untuk menghasilkan suatu balok kayu laminasi yang memenuhi standar struktur, pada proses perancangan salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah proses pengempaan. Pengempaan yang terlalu rendah menyebabkan cacat perekatan, seperti melepuh, perekat tebal, dan pecah muka. Pengempaan terlampau tinggi juga menyebabkan cacat perekatan seperti kurang perekat atau tembus akibat penetrasi berlebih (dalam Anshari, 2006). Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian tentang “Lama Waktu Pengempaan Optimum untuk Menghasilkan Kuat Lentur Maksimum Kayu Laminasi dari Kayu Meranti dan Keruing”. Pada penelitian ini akan diteliti mengenai variasi lamanya waktu pengempaan selama 3 jam, 6 jam, 12 jam dan 24 jam terhadap berbagai kombinasi kayu laminasi dari kayu Meranti dan Keruing dengan memakai perekat Melamin Formaldehyde. Besarnya tekanan kempa yang diberikan sebesar 0,6 MPa. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan lama waktu pengempaan yang optimum sehingga menghasilkan kekuatan lentur maksimum pada balok kayu laminasi dan untuk memperoleh viii kombinasi kayu laminasi yang memiliki kuat lentur maksimum dari kombinasi kayu Keruing dan Meranti. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat lekat tertinggi pada kombinasi Keruing Meranti Keruing (KMK) adalah pada waktu pengempaan selama 12 jam yaitu sebesar 82,72 kg/cm2, sedangkan untuk kombinasi Meranti Keruing Meranti (MKM) terjadi pada waktu pengempaan selama 24 jam yaitu sebesar 51,85 kg/cm2. Besarnya nilai kuat lekat pada kombinasi KMK dan MKM yang menghasilkan perbedaan mencolok hanya terjadi pada lama waktu pengempaan 6 jam dan 12 jam saja, sedangkan pada pengempaan 12-24 jam tidak jauh berbeda. Untuk kuat lekat kombinasi Keruing Keruing Keruing (KKK) dan Meranti Meranti Meranti (MMM) secara berturut-turut memiliki nilai kuat lekat tertinggi pada waktu pengempaan selama 24 jam dan 6 jam dengan nilai kuat lekat sebesar 68,52 kg/cm2 dan 45,37 kg/cm2. Dilakukannya pengujian pada kombinasi KKK dan MMM adalah sebagai rujukan dalam mengambil kesimpulan waktu pengempaan yang optimum. Sedangkan untuk hasil pengujian balok laminasi pada tekanan kempa 0,6 MPa dengan lama waktu pengempaan 12 jam untuk kombinasi KMK menghasilkan tegangan lentur maksimum rerata sebesar 527,16 kg/cm2 dengan lendutan rerata maksimal yang dicapai 8,21 mm, sedangkan untuk kombinasi MKM menghasilkan tegangan lentur maksimum rerata sebesar 460,90 kg/cm2 dengan lendutan rerata maksimal yang dicapai 11,95 mm. Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan bahwa waktu pengempaan yang optimum adalah selama 12 jam dan untuk kombinasi balok yang lebih efisien adalah kombinasi balok KMKen_US
dc.relation.ispartofseries081910301075;
dc.subjectLama Waktu Pengempaan Optimum untuk Menghasilkan Kuat Lentur Maksimum Kayu Laminasi dari Kayu Meranti dan Keruingen_US
dc.titleLAMA WAKTU MENGHASILKAN KAYU LAMINASI PENGEMPAAN OPTIMUM UNTUK KUAT LENTUR MAKSIMUM DARI KAYU MERANTI DAN KERUINGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record