PENGEMBANGAN INSTRUMENT ANALISIS RUTIN ASAM URAT DALAM SISTEM FLOW DENGAN POTENSIOMETRI DAN OPTIK DETEKTOR
View/ Open
Date
2013-12-05Author
Zulfikar
Siswoyo
Yeni Maulida
Endang Maruf
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini diawali dengan pengembangan model instrument system flow dua
channel dan tiga channel dengan menggunakan spectronic 21 D sebagai detector
yang dikoneksikan dengan Personal computer [PC) melalui adapter PC 500 Sanwa.
Selanjutnya kelayakan reaksi dipelajari dari reagen dan asam urat dilanjutkan
dengan reaksi pengidentifikasi produk dari asam urat, sehingga dapat
dipergunakan sebagai pengkuantifikasi jumlah asam urat dalam sampel secara
spectrometry.
Kelayakan reagen methylene blue untuk mendeteksi asam urat secara
spectrometry dengan menscanning larutan methylene blue tanpa dan dengan
asam urat. Hasil menunjukkan bahwa profil spektra methylene blue berubah dari
panjang gelombang maksimum 660 menjadi 620 nm. Sehingga reaksi
pembongkaran asam urat menjadi alantoin dan hydrogen peroksida terjadi.
Ulangan dalam waktu reaksi yang berbeda stabilitas reaksi dan juga tidak adanya
perubahan intensitas yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi
ini berlangsung relatif cepat.
Kajian selanjutnya adalah identifikasi dan kuantifikasi asam urat menggunakan
reaksi kondensasi dari fenol dan aminoanti pyrine dengan penambahan hydrogen
peroksida. Profil spektra daerah visible menuniukkan'tidak ada peak yang
signifikan untuk campuran fenol dan aminoantipyrine. Penambahan hydrogen
peroksida pda larutan tersebut menyebabkan munculnya peak baru pada daerah
panjang gelombang 500 nm dan diikuti senyawa warna merah. Hasil ini
mengindikasikan telah terjadi reaksi kondensasi antara fenol dengan
aminoantipyrine. Kedua reaksi ini menjadi dasar dalam penentuan asam urat
dengan persamaan reaksi sebagai berikut;
Reaksi (1) .......... Uric Acid + Oz + MB + Allantoin + HzOz
llti u \ll.
Reaksi (2)..... -A '-ts{
"r', L-,+ "_ !] *rn-4')- r\, rll hI* .-l'
.+fi
{-r }
fi \,,r
Hasil scan dari reaksi diatas menunjukkan adanya dua puncak panjang gelombang
dan panjang gelombang maksimum bergeser kearah yang lebih besar. Panjang
gelombang pertama pada daerah 640nm dan panjang gelombang kedua pada
520nm. Hasil ini menunjukkan adanya kesamaan pola spectra, dengan kedua
reaksi yang berjalan secara independent. Panjang gelombang maksimum 520nm
menjadi pilihan untuk mengidentifikasi asam urat, berdasarkan persamaan reaksi
diatas bahwa kuantitas asam urat setara dengan hydrogen peroksida yang
terbentuk dan setara pula dengan hasil reaksi kondensasi.
Pada kajian selanjutnya panjang gelombang ini dipilh pengkuatifikasi asam urat
berdasarkan intensitas warna daerah 520 nm. Beberapa parameter fisik systern
flow dipelajari meliputi laju alir, dan mixing coil dilanjukan dengan optimasi
reagen dan dilanjutkan dengan uji kinerja system pengukran asam urat
menggunakan teknik ini.