Alternatif Model Penanggulangan Kemiskinan Menggunakan Pendekatan S u st a i n a b I e Livelihood Approach (SLA) Dengan Kelembag aan Zakat, lnfak, Shadakah, Dan Wakaf (ZI|S-W) DiKabupaten Bondowoso
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi riil buruknya manajemen
penanggulangan kemiskinan di lndonesia. Hasil penelitian Bank Dunia (2001) di
-i0 negara sedang berkembang di Asia" Afrika dan Amerika Latin, selama 10
rahun sejak tahun 1990 tentang segala upaya penanggulangan kemiskinan kurang
slslanasfuan. Disamping tumpang tindih, kebijakan penangulangan kemiskinan
cenderung kurang sustainable, bersifat top down dan menempatkan masyarakat
sebagai obyek.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini:1) Mengidentifikasi potensi
sumberdaya yang ada di sekitar keluarga miskin di Kabupaten Bondowoso.
2) Mengidentifikasi potensi zakat, infak, shadakah, dan wakaf yang ada di
uilayah Kabupaten Bondowoso. 3)Menganalisis kebutuhan mendasar setiap
rumah tangga miskin dalam mengatasi ketidakberdayaan dan kemiskinannya. 4)
\[enganalisis peran sumberdaya alam, modal, keuangan, manusia, sosial serta
z*a7 infaq, shadakah dan wakaf (ZIS-W) terhadap penanggulangan kemiskinan
di Kabupaten Bondowoso.
Dari analisis Potensi Sumberdaya Sekitar Rumah Tangga Miskin
ditemukan bahwa potensi masyarakat miskin bondowoso sangat rendah. Dengan
rrenggunakan pendekatan SLA dapat disimpulkan bahwa variabel sumber daya
zakat infaq, dan shodaqoh sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa zakat, infaq,
den shodaqoh secara potensial merupakan variabel yang mempunyai pengaruh
cukup besar dalam usaha pengentasan kemiskinan yang ada di bondowoso.
Dengan menggunakan metode AHP, ditemukan bahwa kebutuhan mendasar yang
dibutuhkan setiap rumah tangga miskin dalam mengatasi kemiskinan, yaitu
keberadaan infrastruktur pasar terutama di tingkat desa. Disamping itu,
penyediaan lapangan pekerjaan dengan melakukan perbaikan kelembagaan di
wilayah desa akan lebih efektif terhadap orang miskin dari pada sekedar pelatihan,
sedangkan bantuan pinjaman lunak dengan prosedur yang mudah mempunyai
nilai derajat yang lebih besar dari bantuan langsung tunai. Adapun kelembagaan
yang lebih efektif untuk bisa menyediakan pinjaman modal terhadap orang miskin
adalah kelembagaan di wilayah desa. Model pengentasan kemiskinan dengan
pendekatan SLA akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan pendekatan
kelembagaan ZIS-W karena walaupun masih bersifat potansial ZIS-W
mempunyai akar yang kuat (kearifan lokal) yang telah lama eksis dalam
kehidupan masyarakat Bondowoso.