Show simple item record

dc.contributor.authorLuqman Hakimul Irsyad
dc.date.accessioned2013-12-05T01:28:50Z
dc.date.available2013-12-05T01:28:50Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM072210101064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4304
dc.description.abstractKeringat dihasilkan oleh kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang terdapat pada lapisan dermis. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-pori. Keringat yang keluar dari tubuh mengadung beberapa elektrolit makro terutama natrium (Na + ). Selain itu keringat juga mengandung sisa metabolisme seperti asam laktat. Pengukuran metabolit dalam keringat dapat merefleksikan proses biokimia di jaringan dan memberikan penandaan kelangsungan hidup jaringan. Pengukuran metabolit dengan sampel keringat lebih ramah dan aman terhadap subjek atau pasien dari pada menggunakan sampel darah. Pengkuruan tersebut tidak perlu mengambil darah dari subjek yang dapat mengakibatkan rasa sakit dan tekanan mental serta menyebabkan terjadinya resiko infeksi. Monitoring kondisi fisik menggunakan keringat juga mempunyai keuntungan tidak adanya gangguan dan mudah digunakan. Untuk mengetahui kondisi fisik tersebut diupayakan suatu teknologi yang sesuai, salah satunya adalah pengembangan koyo pintar untuk deteksi keringat yang dapat dipakai setiap saat, cepat, dan mudah penggunaannya dengan harga terjangkau. Penggunaan sediaan pacth seperti koyo relatif tidak ada gangguan dan praktis. Saat ini, instrumen laboratorium menyediakan pengukuran kuantitatif sampel biologis dengan biaya yang cukup mahal dan membutuhkan tenaga ahli serta membutuhkan volume sampel biologis yang cukup banyak, sehingga sangat diperlukan suatu bentuk alternatif pengujian cairan biologis yang menggunakan sedikit volume sampel dan biaya tidak mahal untuk digunakan secara luas. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa chip pada koyo pintar menggunakan bahan kaos katun. Teknik pembuatannya dengan cetak cap batik yang terbuat dari kuningan, serta menggunakan lilin atau malam batik untuk membuat pola. Kondisi optimum chip meliputi: volume sampel optimum 7µL; reagen deteksi asam laktat adalah Kompleks Besi (III)- Tris (1,10 Phenantrolin) 1000 ppm, reagen deteksi natrium adalah kalium kromat 5% dengan perak nitrat 10000 ppm, sedangkan reagen pH adalah kloro fenol merah 2000 ppm. Karakterisasi chip deteksi asam laktat mempunyai daerah kerja 105 ppm – 1050 ppm dengan nilai r = 0,9972, sensitive dengan nilai batas deteksi (LOD) sebesar 45,73 ppm dan batas kuantitasi (LOQ) chip sebesar 152,44 ppm, Presis dengan nilai RSDnya < 2% yaitu 0,79%, selektif terhadap interferensi larutan urea, dan akurat dengan nilai % recovery sebesar 99,83-102,67%. Kemudian karakterisasi chip deteksi natrium mempunyai daerah kerja 900 ppm – 3000 ppm dengan nilai r 0,9988, sensitive dengan nilai batas deteksi (LOD) sebesar 56,46 ppm dan batas kuantitasi (LOQ) chip sebesar 188,21 ppm, presis dimana nilai RSD-nya < 2% yaitu 0,89%, selektif terhadap interferensi larutan urea, akurat dengan nilai % recovery sebesar 99,67-101,65%. Sedangkan karakterisasi chip deteksi pH mempunyai daerah kerja pada pH 4-7 dengan nilai r =0,9971, dan presis dimana nilai RSD-nya < 2% yaitu 0,97%. Hasil pengamatan dengan menggunakan chip dibandingkan dengan alat lain Ho diterima bahwa tidak ada perbedaan hasil yang bermakana dari dua metode yang digunakan, karena nilai signifikansi (α) dari ketiganya > 0,05, asam laktat signifikansi (α) sebesar 0,375, natrium sebesar 0,063, dan pH sebesar 0,375.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072210101064;
dc.subjectkoyo pintar, sampel keringaten_US
dc.titlePENGEMBANGAN KOYO PINTAR DENGAN CHIP BERBAHAN KAOS UNTUK ANALISIS ASAM LAKTAT, NATRIUM, DAN pH PADA SAMPEL KERINGATen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record