Show simple item record

dc.contributor.authorPetrina Theda Philothra
dc.date.accessioned2013-12-04T05:28:25Z
dc.date.available2013-12-04T05:28:25Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM102010101087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3740
dc.description.abstractRINGKASAN Pengaruh Edukasi dan Konseling Terhadap Angka Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al Hasan Jember; Petrina Theda Philothra, 102010101087; 2010: 103 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Di Indonesia, skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti lingkungan yang padat penduduknya (pondok pesantren, panti jompo), keadaan sosial ekonomi yang rendah, higiene perseorangan yang buruk, minimnya pengetahuan, lingkungan yang tidak saniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, sering berganti pasangan seksual, dan kesalahan diagnosis serta penatalaksanaannya. Salah satu penanggulangan skabies dilakukan dengan memutuskan rantai penularannya yang dapat diperoleh dengan pemberian edukasi. Edukasi dan konseling mengenai penyakit skabies diharap meningkatkan pengetahuan, yang selanjutnya memperbaiki sikap dan perilaku dalam mencegah penularan skabies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi dan konseling kesehatan mengenai skabies terhadap angka kejadian skabies di Pondok Pesantren. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan pre test berupa kuesioner kepada sampel penelitian kelompok eksperimen dan kontrol, dilanjutkan dengan perlakuan selama 6 minggu dan post test di akhir penelitian. Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku responden sebagai pengaruh atas perlakuan berupa edukasi. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan jumlah sampel masing-masing kelompok berjumlah 46 orang di Pondok Pesantren Al Hasan 1 dan 2 Jember. Hasil kuesioner pre test pada kelompok I dan II relatif homogen, dan setelah diberikan perlakuan, terdapat perbedaan yang cukup signifikan terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku antara responden di kelompok I dan II. Di akhir penelitian, jumlah responden yang tertular skabies di kelompok I berjumlah 5 orang, sedangkan di kelompok II berjumlah 16 orang. Responden yang tertular skabies mayoritas memiliki tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang rendah atau sedang saat post test dan terlebih pada saat pre test. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi dan konseling berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berdampak terhadap angka kejadian skabies. RINGKASAN Pengaruh Edukasi dan Konseling Terhadap Angka Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al Hasan Jember; Petrina Theda Philothra, 102010101087; 2010: 103 halaman; Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Di Indonesia, skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti lingkungan yang padat penduduknya (pondok pesantren, panti jompo), keadaan sosial ekonomi yang rendah, higiene perseorangan yang buruk, minimnya pengetahuan, lingkungan yang tidak saniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, sering berganti pasangan seksual, dan kesalahan diagnosis serta penatalaksanaannya. Salah satu penanggulangan skabies dilakukan dengan memutuskan rantai penularannya yang dapat diperoleh dengan pemberian edukasi. Edukasi dan konseling mengenai penyakit skabies diharap meningkatkan pengetahuan, yang selanjutnya memperbaiki sikap dan perilaku dalam mencegah penularan skabies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi dan konseling kesehatan mengenai skabies terhadap angka kejadian skabies di Pondok Pesantren. Penelitian dilaksanakan dengan memberikan pre test berupa kuesioner kepada sampel penelitian kelompok eksperimen dan kontrol, dilanjutkan dengan perlakuan selama 6 minggu dan post test di akhir penelitian. Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku responden sebagai pengaruh atas perlakuan berupa edukasi. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan jumlah sampel masing-masing kelompok berjumlah 46 orang di Pondok Pesantren Al Hasan 1 dan 2 Jember. Hasil kuesioner pre test pada kelompok I dan II relatif homogen, dan setelah diberikan perlakuan, terdapat perbedaan yang cukup signifikan terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku antara responden di kelompok I dan II. Di akhir penelitian, jumlah responden yang tertular skabies di kelompok I berjumlah 5 orang, sedangkan di kelompok II berjumlah 16 orang. Responden yang tertular skabies mayoritas memiliki tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang rendah atau sedang saat post test dan terlebih pada saat pre test. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi dan konseling berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berdampak terhadap angka kejadian skabies.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101087;
dc.subjectSKABIESen_US
dc.titlePENGARUH EDUKASI DAN KONSELING TERHADAP ANGKA KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL HASAN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record