Show simple item record

dc.contributor.authorMohamad Mu’tasim
dc.date.accessioned2013-12-04T04:33:55Z
dc.date.available2013-12-04T04:33:55Z
dc.date.issued2013-12-04
dc.identifier.nimNIM051810201069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3683
dc.description.abstractCandi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari peradaban Hindu-Budha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa ataupun memuliakan budha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Budha atau klasik Indonesia, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi. Soekmono (1973), seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa Tengah dengan candi Jawa Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal dari sebelum tahun 1.000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun 1.000 masehi. Struktur penyusun bangunan candi Jawa Tengah adalah batu andesit, sedangkan struktur penyusun bangunan candi Jawa Timur adalah batu bata merah. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan batu bata merah dan batu andesit sebagai bahan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan abu vulkanik sebagai mediumnya dan menggunakan batu bata merah serta andesit sebagai host rocknya. Penelitian ini dilakukan di dalam bak kaca dengan panjang bak 2 meter serta lebar 1 meter dengan tinggi 0,5 meter. Abu vulkanik yang digunakan dengan panjang 2 meter dan lebar 1 meter serta tinggi 0,2 meter. Penelitian ini menggunakan 3 variasi yaitu abu vulkanik tanpa host rock, abu vulkanik dengan host rock batu bata merah dan abu vulkanik dengan host rock batu andesit. Setiap variasi penelitian menggunakan 3 lintasan pengambilan data. Dari data arus dan tegangan yang diperoleh diolah dengan menggunakan software Res2Dinv. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga variasi yang digunakan terdapat perbedaan dari hasil pencitraannya. Untuk abu vulkanik tanpa host rock menunjukkan adanya perbedaan warna dalam pencitraannya. Hal ini diakibatkan karena kepadatan abu vulkanik dari atas sampai bawah berbeda. Untuk abu vulkanik dengan host rock batu bata merah menunjukkan adanya anomali yang ditunjukkan dengan pencitraan warna kuning. Hal ini dikarenakan nilai resistivitas yang berbeda antara batu bata merah dengan abu vulkanik, sehingga mempengaruhi pencitraan warna di sekitar batu bata merah tersebut. Untuk abu vulkanik dengan host rock batu andesit menunjukkan adanya anomali yang ditunjukkan dengan pencitraan warna ungu. Hal ini disebabkan karena nilai resistivitas batu andesit lebih besar dari pada abu vulkanik sehingga mempengaruhi pencitraan warna disekitar batu andesit tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pemetaan situs purbakala serta dapat memantau lokasi situs purbakala dengan metode geolistrik resistivitas dan menjadi bahan pertimbangan yang berguna dalam pengelolaan dan penentuan lokasi situs purbakala. Hasil penelitian ini juga memberikan sumbangan pemikiran di bidang ilmu pengetahuan terutama geofisika dalam permasalahan eksplorasi situs purbakala.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051810201069;
dc.subjectAplikasi Metode Geolistriken_US
dc.titleAPLIKASI METODE GEOLISTRIK UNTUK MEMETAKAN SITUS CANDI YANG TERPENDAM AKIBAT ERUPSI GUNUNG API (PHYSICAL MODELING)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record