Pengembangan Membran Penukar Proton untuk Aplikasi Fuel CelI Berbasis Mikroba
View/ Open
Date
2013-12-04Author
Edy Supriyanto
Bambang Piluharto
Sattya Arimurti
Metadata
Show full item recordAbstract
Fuel cell berbasis mikroba (microbial fuel cell,MFC) adalah suatu bioreaktor yang
mengubah energi kimia dalam senyawa organik atau biomassa menjadi energi listrik
menggunakan mikroba sebagai biokatalis. Dalam MFC ada tiga komponen utama yaitu
elektioda (anoda, katoda), biokatalis dan membran elektrolit. Komponen membran
elektrolit dalam MFC sering disebut membran penukar proton Qtroton exchange
mernbrane, PEM). Secara umum penelitian ini bertujuan mengembangkan material PEM
gntuk aplikasi MFC. Ada dua target khusus yang ingin diraih dalam penelitian ini, (l)
kelayakan membran sebagai PEM (konduktivitas proton dan kapasitas penukar kation
yurr[ tirrggi) dan (2) menghasilkan pembangkit listrik sebagai ukuran kinerja MFC- Pada
p"tr"titian tatrrn pertama ini telah dilakukan sintesis dan optimasi material PEM berbasis
polisulfon melalui metode sulfonasi. Beberapa variabel seperti konsentrasi reagen
pensulfonasi, waktu reaksi, ketebalan membran telah digunakan untuk mengkaji
perubahan fisik, kimia dan listriknya. Karakterisasi membran meliputi sifat kimia
(analisis gugus fungsi dan kapasitas penukar kation), sifat fisik (analisis termal dan
morfologimembran) telah diinvestigasi. Hasil penelitian yang telah dicapai pada tahun
pertamaheliputi: pembuatan membran ionik berbasis polisulfon melalui sulfonasi secara
Lomog"r. Berdasarkan karakterisasi sifat fisika kimia dan ioniknya, membran SPSF
dengan konsentrasi bahan pensulfonasi 8% merupakan membran optimum yang dapat
digunakan sebagai membran penukar ion. Karakterisasi sifat termal menunjukkan sifat
keitabilan termal dari membran di atas suhu 100oC, sehingga memenuhi syarat untuk
diaplikasikan sebagai membran fuel cell. Modifikasi membran melalui pembuatan
komposit meningkatkan daya kapasitas air dan kapasitas penukar ion, tetapi menurunkan
sifat konduktivitas ionnya. Dari hasil ini maka perlu dilakukan studi lanjut untuk
meningkatkan sifat konduktivitas ion. Metode yarrg akan dilakukan mencakup
p"oumbuh* bahan aditif sehingga interaksi arfiara polimer (SPSF) dengan kitosan
menjadi lebih kuat dan kemampuan transfer ion akan meningkat. Tahapan lain yang
aipeilutan dalam penelitian berikutnya adalah optimasi jenis bakteri yang akan
di,runakan sebagai pendorong dihasilkannya pembangkit listrik (power output) dan
pengaruh waktu terhadap kestabilan pembangkit listrik yang dihasilkan