dc.description.abstract | Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal pada bulan September 2011
dengan guru fisika SMA Negeri Arjasa ditemukan bahwa aktivitas belajar fisika
masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang cenderung
pasif dan kurang memperhatikan guru. Aktivitas siswa yang memperhatikan
penjalasan guru 33,3%, mengajukan pertanyaan 28,7% meskipun banyak siswa yang
tidak memahami materi yang disampaikan, kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan 32,4%, dan kemampuan mengerjakan soal 33,3%.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
disertai Media Animasi pada kelas X-5 di SMA Negeri Arjasa untuk meningkatkan
aktivitas dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa . Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD disertai Media Animasi pada kelas X-5 SMA Negeri Arjasa,
(2) Untuk mendeskripsikan peningkatan ketuntasan hasil belajar fisika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai Media Animasi pada kelas X-5 SMA
Negeri Arjasa. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Bagi guru, sebagai
bahan masukan dan upaya perbaikan dalam menentukan model dan metode
pengajaran yang tepat, (2) Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pikiran dalam
rangka mencari alternatif model pembelajaran fisika, (3) Bagi peneliti lain, sebagai
bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas X-5 SMA Negeri Arjasa pada tahun ajaran 2011/2012.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi,
wawancara, dan tes. Data yang didapatkan adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung serta hasil belajar pada siklus I dan siklus II
serta hasil wawancara dengan guru bidang studi dan siswa.
Jumlah siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru meningkat dari 14
siswa pada pra siklus menjadi 30 siswa pada siklus I, sedangkan pada siklus II
meningkat sedikit menjadi 32 siswa. Jumlah siswa yang aktif bertanya meningkat dari
2 siswa pada pra siklus menjadi 15 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 20
siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru meningkat
dari 3 siswa pada pra siklus menjadi 25 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 28
siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang aktif mengerjakan soal meningkat dari 10
siswa pada pra siklus menjadi 20 siswa pada siklus I dan meningkat menjadi 28 siswa
pada siklus II. Jumlah siswa yang aktif diskusi dengan kelompok pada siklus I
sebanyak 31 siswa menjadi 34 siswa pada siklus II sedangkan di pra siklus tidak ada.
Jumlah siswa yang aktif mempresentasikan hasil diskusi pada siklus I sebanyak 24
siswa dan pada siklus II tetap sama, yaitu 24 siswa sedangkan pada pra siklus tidak
terdapat diskusi. Aktivitas yang terakhir yaitu menarik kesimpulan siklus I sebanyak
29 siswa dan siklus II meningkat menjadi 31 siswa. Sedangkan, peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dari pra-siklus ke siklus I, sebesar 63.9% yaitu dari
13.88% menjadi 77.77%. Ketuntasan hasil belajar meningkat dari pra-siklus ke siklus
II dengan peningkatan sebesar 69.45% yaitu dari 13.88% menjadi 83.33%.
Berdasarkan hasil dan analisis data yang ditunjukkan pada siklus I dan siklus
II, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) disertai Media Animasi dapat meningkatkan aktivitas dan
ketuntasan hasil belajar SMA Negeri Arjasa. | en_US |