dc.contributor.author | Pristhania Rizka | |
dc.date.accessioned | 2013-12-04T02:25:35Z | |
dc.date.available | 2013-12-04T02:25:35Z | |
dc.date.issued | 2013-12-04 | |
dc.identifier.nim | NIM082010101027 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3452 | |
dc.description.abstract | Kelenjar saliva Anopheles betina merupakan salah satu target kandidat
pengembangan Transmission Blocking-Vaccine melawan malaria. Vaksin malaria
meliputi vaksin pre-eritrositik; eritrositik dan seksual yaitu vektor dari penyakit
Malaria. Pengembangan vaksin malaria sedang pada tahap preclinical dan belum
diujicobakan kepada manusia secara optimal. Dalam pengembangannya, saliva
menjadi target pembuatan vaksin karena diduga memiliki protein imunomodulator
yang dapat memodulasi respon inang. Kelenjar saliva yang dipaparkan berulang
pada tubuh inang terbukti memiliki zat yang dapat merangsang dan menekan
respon imun inang tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengamatan
respon imun pada Th2 yaitu interleukin-4 (IL-4) pada paparan berulang kelenjar
saliva dan pengamatan setelah terinfeksi Plasmodium. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peranan saliva nyamuk Anopheles maculatus terhadap
respon imun interleukin-4 inang pada hewan coba dalam proses infeksi malaria.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai suatu teori baru dalam
pengembangan Transmission Blocking Vaccine (TBV) berbasis saliva vektor
Anopheles.
Penelitian dilaksanakan dengan cara ekperimental murni dengan simple
random sampling. Mencit galur BABL/c sebagai hewan uji dalam penelitian in
berjumlah 45 ekor, yang dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing
berjumlah 15 ekor. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok perlakuan I
(supernatan), perlakuan II (pellet) dan kelompok kontrol. Penelitian dilakukan
dibeberapa laboratorium berdasarkan proses dan tahapan yang dilakukan. Tahap
penelitian yang dilakukan adalah isolasi kelenjar saliva nyamuk Anopheles
maculatus betina; penyiapan vaksin kelenjar saliva; aklimatisasi hewan uji dan
perlakuan vaksinasi; pengamatan derajat parasitemia dan pembuatan mencit
vii
donor; dan pengukuran kadar IL-4 sampel plasma. Data penelitian dicatat dalam
buku harian laboratorium (log book) dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar
serta dijelaskan dengan cara deskriptif analitik.
Hasil pengukuran kadar IL-4 pada 15 sampel plasma menunjukkan angka
kenaikan dan penurunan. Pengaruh vaksinasi kelenjar saliva terhadap respon imun
IL-4 menunjukkan penurunan kadar IL-4 mencit galur BALB/c hanya terjadi pada
kelompok Pellet setelah infeksi Plasmodium berghei dan kelompok Supernatan
setelah vaksinasi booster II, sedangkan kadar IL-4 pada vaksinasi primer
kelompok pellet mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh
dari vaksinasi kelenjar saliva terhadap kadar IL-4, sebelum dan setelah infeksi
Plasmodium berghei. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 082010101027; | |
dc.subject | DIVAKSINASI KELENJAR SALIVA, Anopheles maculatus, PRA PASKA INFEKSI Plasmodium berghei | en_US |
dc.title | KADAR IL-4 MENCIT GALUR BALB/C YANG DIVAKSINASI KELENJAR SALIVA Anopheles maculatus PRA DAN PASKA INFEKSI Plasmodium berghei | en_US |
dc.type | Other | en_US |