Show simple item record

dc.contributor.authorAgustin Retnosari
dc.date.accessioned2013-12-03T09:58:15Z
dc.date.available2013-12-03T09:58:15Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM081810301041
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3230
dc.description.abstractKenaikan bahan bakar minyak telah mendorong banyak industri beralih ke batubara sebagai sumber energi. Sisa hasil pembakaran batubara akan menghasilkan limbah yang salah satunya berupa fly ash (abu terbang) dan bottom ash (abu dasar). Fly Ash adalah abu yang dihasilkan dari transformasi, pelelehan atau gasifikasi dari material anorganik yang terkandung dalam batubara. Pada satu proses pembakaran batubara dihasilkan fly ash sekitar 80% dan sisanya merupakan bottom ash yaitu sekitar 20%. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup limbah fly ash yang dihasilkan mencapai 85 ton/hari dan limbah bottom ash mencapai 48 ton/hari (Dinas LH Kabupaten Bandung, 2008). Sementara menurut peraturan (PP85/1999), limbah fly ash maupun bottom ash dapat dikategorikan sebagai limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Banyaknya industri yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar meninggalkan sejumlah permasalahan serius karena fly ash yang dihasilkan mengandung logam-logam berat yang signifikan jumlahnya. Pelepasan abu sisa pembakaran baik berupa fly ash maupun bottom ash akan berdampak buruk bagi lingkungan sehingga perlu adanya penanganan khusus untuk mengatasi dampak tersebut salah satunya dengan memanfaatkan limbah menjadi material baru yang mempunyai nilai ekonomis. Silika merupakan salah satu komponen fly ash yang yang paling dominan jumlahnya yaitu sekitar 30-36%. Silika banyak digunakan dalam penyulingan minyak sayur, produk farmasi, deterjen, bahan perekat, kromatografi kolom kemasan, dan keramik. Mengingat begitu banyak manfaat yang dapat diambil dari unsur silika, maka pada penelitian ini dilakukan ekstraksi silika menggunakan metode presipitasi. Selanjutnya silika yang dihasilkan dari ekstraksi akan dihitung kadarnya dengan menggunakan metode gravimetri. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 2012 sampai dengan 31 Januari 2013 di Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi NaOH dan waktu ekstraksi, dimana parameter yang diamati adalah banyaknya endapan silika kasar dan kadar silika yang dihasilkan pada proses ekstraksi. Berdasarkan kedua variabel tersebut didapatkan bahwa kenaikan konsentrasi NaOH dan waktu ekstraksi dengan penambahn HCl 1 M pada rentang pH 6,5-7 menyebabkan peningkatan massa endapan silika kasar hasil ekstraksi dan kadar silika silika hasil ekstraksi. Kadar silika tertinggi pada penelitian ini dihasilkan oleh silika kasar yang berhasil diekstrak menggunakan NaOH 3 M dengan waktu ekstraksi 120 menit yaitu sebesar 33%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081810301041;
dc.subjectPENENTUAN KADAR SILIKAen_US
dc.titleEKSTRAKSI DAN PENENTUAN KADAR SILIKA (SiO2) HASILEKSTRAKSI DARI ABU TERBANG (FLY ASH) BATUBARAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record