dc.description.abstract | Remaja merupakan masa tumbuh kembang dari peralihan periode anak-anak
menuju ke dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor yaitu faktor biologis, emosi, kognitif, dan sosial. Tahap
perkembangan remaja, menempatkan remaja sebagai kelompok beresiko di
masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual beresiko adalah
perubahan hormonal, usia remaja, norma agama yang kurang mendukung remaja.
Perkembangan ilmu teknologi yang saat ini mulai berkembang pesat, sehingga remaja
sering kali menyalahgunakannya, pola asuh orang tua yang kurang memberikan
edukasi pergaulan, etika, kesehatan reproduksi kepada remaja, dan pergaulan yang
sangat bebas dikalangan remaja, misalnya tekanan dari teman sebaya, sehingga
remaja sulit untuk menolak ajakan-ajakan yang tidak rasional.
Hasil survei perilaku seksual yang beresiko pada remaja oleh Jaringan
Epidemiologi Nasional (JEN) tahun 2006 pada sepuluh Universitas di Jakarta,
Semarang, dan Surabaya, hasilnya menyebutkan bahwa 15% dari 2224 mahasiswa
telah melakukan hubungan seks di luar nikah. Hasil survei oleh kelompok Studi
Mahasiswa Kesehatan Reproduksi (KSM-Kespro) salah satu PTN terkemuka di
Surabaya menunjukkan bahwa 62,8% mahasiswa pernah berpacaran dan perilaku
yang sering dilakukan adalah kissing (46,2%), necking (23,5%), petting (18,9%) dan
intercourse (2,5%) (BKKBN, 2009).
Remaja perlu bersikap tegas atau asertif dalam menolak ajakan teman sebaya
yang tidak rasional. Penelitian ini memberikan suatu latihan asertif pada remaja untuk
menyampaikan kebutuhan, hak, dan menentukan suatu pilihan tanpa menyakiti
perasaan orang lain. Tujuan latihan asertif adalah untuk meningkatkan nilai yang ada
pada diri sendiri dan orang lain, meningkatkan harga diri, mengurangi kecemasan,
meningkatkan kemampuan seseorang dalam membuat keputusan hidup, dan
mengkespresikan sesuatu melalui gerakan tubuh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh
latihan asertif terhadap perilaku seksual beresiko remaja di SMK Negeri “X” Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasy eksperimental dengan rancangan non
equivalent control group design. Populasi dalam peneltian ini berjumlah 806 orang,
dengan pengambilan sampel yaitu menggunakan cara multistage random sampling.
Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 90 orang, yang terbagi dalam 2
kelompok, yaitu 45 orang menjadi kelompok kontrol dan 45 orang lainnya menjadi
kelompok perlakuan. Data kelompok perlakuan dilakukan 5 sesi, setiap sesinya
dilakukan satu minggu satu kali selama 45 menit, dimulai tanggal 23 juni sampai
dengan 20 juli, dianalisis dengan uji statistik Mann Whitney U Test untuk mengetahui
perbedaan sebelum dan sesudah intervensi pada 2 kelompok sampel yaitu kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku seksual beresiko pada
kelompok perlakuan sebelum diberikan latihan asertif adalah 18 (40,0%) orang
beresiko, dan 27 (60,0%) orang tidak beresiko, sedangkan setelah diberikan latihan
asertif data menunjukkan 16 (35,6%) orang beresiko dan 29 (64,4%) orang tidak
beresiko. Hasil pengolahan data dengan SPSS didapatkan p value (0,021) < α (0,05)
yang berarti H
ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh latihan
asertif terhadap perilaku seksual beresiko remaja di SMK Negeri “X” Jember. | en_US |