HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA ANDROPAUSE DI GEBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATRANG KABUPATEN JEMBER
Abstract
Andropause merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh
golongan lansia. Istilah andropause asal mulanya merupakan padanan dari menopause
pada wanita. Istilah andropause ini masih sangat asing dikenal masyarakat. Kondisi
pada lansia andropause disertai dengan penurunan hormon testosteron pada laki-laki.
Masa andropause dapat menyebabkan munculnya tingkatan stres pada lansia, hal ini
disebabkan oleh kurangnya dukungan sosial keluarga yang meliputi dukungan
informasional,dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional,
yang diberikan kepada lansia andropause dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Semakin baik dukungan sosial keluarga yang diberikan kepada lansia andropause
maka lansia merasa lebih di perhatikan oleh keluarga, sehingga stres yang biasanya
muncul pada lansia andropause dapat diminimalisir melalui dukungan sosial keluarga
yang baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
keluarga dengan tingkat stres pada lansia andropause di Gebang Puskesmas Patrang
Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia
laki-laki dengan usia di atas 60 tahun di Gebang wilayah kerja Puskesmas Patrang
yang berjumlah 1026 orang. Teknik sampling menggunakan teknik purposive
sampling.
Sampel penelitian berjumlah 88 orang lansia laki-laki yang mengalami masa
andropause. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square, untuk mengetahui
hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat stres pada lansia andropause.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden dengan dukungan sosial
keluarga baik sebesar 65,9% dan jumlah responden dengan dukungan sosial keluarga
tidak baik sebesar 34,1%, Pada lansia dengan dukungan sosial baik yang jumlahnya
58 lansia, lansia mengalami tingkat stres ringan sebesar 59,1% , sedangkan tingkat
stres sedang sebesar 6,8%. Sedangkan lansia dengan dukungan sosial tidak baik
sejumlah 30 lansia yang mengalami tingkat stres ringan sebesar 12,5% dan lansia
dengan tingkat stres sedang 21,6 % . Berdasarkan pengolahan data melalui SPSS
didapatkan bahwa p value (0,000) < α (0,05) yang berarti Ho ditolak. Kesimpulannya
adalah ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat stres pada lansia
andropause di Gebang Puskesmas Patrang Kabupaten Jember.
Dukungan sosial keluarga pada lansia andropause dapat dilakukan dengan cara
keluarga memberikan perhatian kepada lansia andropause dengan cara keluarga
mengingatkan jadwal makan dan jadwal lansia andropause, keluarga memberikan
apresiasi terhadap tindakan positif yang dilakukan oleh lansia andropause seperti
memberikan pujian kepada lansia andropause ketika mampu melaksanakan tugas
rumah dengan baik, keluarga bersedia memberikan bantuan finansial kepada lansia
andropause ketika mengalami sakit dan keluarga mampu menjadi pendengar yang
baik ketika lansia andropause mengutarakan masalah yang di hadapinya serta
keluarga ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh lansia ketika lansia andropause
sedang dalam keadaan sedih. Saran penelitian ini adalah diharapkan lansia dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai teori dan konsep tentang andropause,
dan petugas kesehatan berperan dalam mendeteksi secara dini masalah yang terjadi
pada lansia andropause, melalui keluarga dalam memberikan dukungan sosial
keluarga yang baik kepada lansia andropause untuk mengurangi tingkat stres.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]