Show simple item record

dc.contributor.authorYULI WITONO
dc.date.accessioned2013-12-03T08:26:59Z
dc.date.available2013-12-03T08:26:59Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3154
dc.descriptionLEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS JEMBER Alamat : Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337818, 339385 Fax. 0331-337818en_US
dc.description.abstractIndonesia kaya akan koro-koroan, tapi belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan kandungan protein yang tinggi, koro-koroan ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi protein fungsional sebagai bahan tambahan makanan (BTM), seperti emulsifier, texturizer, Jlavor enhance4 fat replacer dan pembentuk gel. BTM yang berbasis protein ini kebanyakan masih impor dari negara lain. Salah satu bentuk pengembangan produk ini adalah produk interaksi protein koro-koroan dan polisakarida anionik menjadi BTM yang mempunyai sifat fungsional spesifik. Beberapa tahapan penelitian telah dirancang selama dua tahun, yang meliputi studi tentang model interaksi antara protein koro-koroan dengan polisakarida anionik. Pada tahap ini pengaruh rasio, pH, kekuatan ionik dan suhu terhadap hasil interaksi keduanya dipelajari dengan mengamati perubahan fisis dan khemis-nya. Berdasarkan model ini, tahapan penelitian selanjutnya adalah mendesain teknik produksi dari suatu target BTM yang mempunyai sifat spesifik sebagai hasil interaksi dari kedua bahan tersebut. Selanjutnya produk interaksi diujicobakan pada produk makanan yang sesuai. Hasilnya menunjukkan bahwa pH sangat berpengaruh terhadap keberhasilan interaksi senyawa tersebut. Interaksi akan compatible bila teriadi dibawah titik isoelektrik (< pH 4), dan tidak akan terjadi diatas titik isoelektrik tersebut (> pH 5). Selanjutnya, rasio protein : polisakarida sangat mempengaruhi sifat interaksi yang ditunjukkan perubahan signifikan pada viskositas dan kekeruhannya, dimana semakin tinggi konsentrasi protein maka akan semakin tinggi pula viskositas dan kekeruhaannya $alaupun tidak linier. Suhu yang tinggi akan menyebabkan terjadinya agregasi dari protein, sehingga hasil interaksi akan mengalami flokulasi dan terbentuk serpihan-serpihan. Flokulasijuga terjadi, bila hasil interaksi dibiarkan 12 jam pada suhu kamar. Berdasarkan model ini, tahapan selanjutnya adalah mendesain teknik produksi dari suatu target BTM yang mempunyai sifat spesifik hasil interaksi dari kedua bahan. Di mana isolat protein koro komak (IPKK) diinteraksikan dengan gum xanthan pada L'erbagai variasi rasio konsentrasinya, yaitu: I gram IpKK:0,5 gram gum xanthan (pl), I -eram IPKK : 0,5 gum xanthan (P2), dan 3 gram IpKK : 0,5 gram gum xanthan (p3). Analisa kelarutan dengan metode turbidity rnenunjukkan bahwa P2 mempunyai nilai tertinggi dibandingkan IPKK. Daya emulsi dan stabilitas emulsi produk hasil tnteraksi lebih rendah daripada IPKK. Daya dan stabilitas buih produk hasil interaksi :ebih besar daripada IPKK, semakin banyak penambahan IpKK nilai daya buih dan stabilitas buih produk semakin turun dan pada gurn xanthan tidak terdeteksi. Nilai OHC P1, P2, P3 lebih besar daripada IPKK, yaitu berturut-turut 316,99+2,77;226,07+r,r0 158,35+4,19. Hasil analisa warna pada produk interaksi lebih baik daripada IPKK. IPKK yang semula berwarna putih kekuningan dengan intensitas warna yang tinggi dan derajat putih yang rendah, pada produk interaksi menjadi lebih putih dengan derajat dan kecerahan yang tinggi serta intensitas warna yang rendah. Dari keseluruhan variasi interaksi diketahui bahwa Pl memiliki sifat fungsional terbaik, karena memiliki nilai oHC tinggi, daya dan stabilitas buih tinggi, daya emulsi yang cukup tinggi, serta warna I ang cenderung putih. Penambahan asam askorbat pada konsentrasi rendah mampu rneningkatkan OHC, daya buih dan stabilitas buih serta daya emulsi dari produk interaksi protein koro pedang dan gum xanthan. Penambahan bahan pengisi dextrin cenderung menurunkan kelarutan dan OHC produk interaksi protein koro pedang dan gum xanthan, tetapi pemberian filler dextrin mampu meningkatkan daya emulsi dan stabilitas emulsi, WHC, daya buih dan stabilitas buih produk interaksi protein koro pedang dan gum xanthan. Sehingga produk interaksi ini sangat cocok sebagai improver pada produk cake. Hasil aplikasi produk interaksi protein koro pedang dan gum xanthan yang sudah terisi dextrin rnemberikan pengaruh terhadap menurunnya kadar air cake, rneningkatnya daya kernbang cake pada konsentrasi pemberian loZ, meningkatnya tekstur pada konsentrasi 0.5% dan memberikan struktur rongga yang lebih besar pada cake. Perubahan staleness cake selama penyimpanan 3 hari cenderung di bawah perubahan cake tanpa bahan tambahan produk interaksi. Penambahan produk interaksi ternyata juga meningkatkan kesukaan penilaian secara organoleptik. Dengan menguasai teknologi tersebut diharapkan dapat mengembangkan :trotein-basedfood additives dari bahan yang murah dan tersedia di Indonesia, sehingga Japat mengurangi ketergantungan akan bahan tambahan makanan dari negara lain, meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.en_US
dc.description.sponsorshipHB - 2007en_US
dc.publisherFAK. TEKNOLOGI PERTANIAN '07en_US
dc.subjectPRODUKSI BAHAN TAMBAHAN MAKANANen_US
dc.subjectHASIL INTBRAKSI PROTEIN KORO.KOROANen_US
dc.subjectPOLISAKARIDA ANIONIKen_US
dc.titlePRODUKSI BAHAN TAMBAHAN MAKANAN DARI HASIL INTERAKSI PROTEIN KORO-KOROAN DENGAN POLISAKARIDA ANIONIKen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record