Show simple item record

dc.contributor.authorTEKSIS IRENA HENDRAYATI
dc.date.accessioned2013-12-03T08:14:12Z
dc.date.available2013-12-03T08:14:12Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3137
dc.description.abstractKasus infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia, terutama di negara-negara berkembang. Infeksi dapat disebabkan oleh organisme patogen, baik virus, parasit, jamur, maupun bakteri. Salah satu bakteri penyebab infeksi yang sering ditemukan adalah Escherichia coli (E. coli). E. coli merupakan penyebab 80% infeksi saluran kemih di negara maju, 50% penyebab pneumonia dengan umur rata-rata penderita 53 tahun, penyebab 80% meningitis pada neonatus dan juga dapat menyebabkan diare. Namun dalam beberapa tahun terakhir, E.coli telah resiten terhadap antibiotik yang telah umum digunakan seperti golongan penicillin (ampisilin, penicillin, amoksisilin). golongan sefalosporin (sefaleksin), golongan aminoglikosida (kanamisin). Adanya resistensi ini, maka perlu dilakukan penelitian untuk mencari substansi antibakteri baru dari alam, salah satunya adalah biji kakao (Theobroma cacao). Biji kakao kaya akan senyawa polifenol. Polifenol biji kakao yang berpotensi sebagai antibakteri adalah katekin, tanin, dan flavonoid. Penelitian sebelumnya telah terbukti biji kakao dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan konsentrasi hambat minimal 15,6 mg/ml.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries
dc.subjectEscherichia colien_US
dc.titlePERUBAHAN MORFOLOGI Escherichia coli AKIBAT PAPARAN EKSTRAK ETANOL BIJI KAKAO (Theobroma cacao) SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record