Show simple item record

dc.contributor.authorNurnisaa Primadiah
dc.date.accessioned2013-12-03T08:07:41Z
dc.date.available2013-12-03T08:07:41Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM072010101011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3126
dc.description.abstractTerdapat peningkatan jumlah pasien TB (Tuberkulosis) paru yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Meningkatnya prevalensi TB paru berhubungan dengan berbagai faktor, diantaranya yaitu kemiskinan negara berkembang, perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dan perubahan struktur umur kependudukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari tahu hubungan karakteristik demografi dengan kepatuhan berobat pasien TB paru di RS Paru Jember. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan tindakan pencegahan atau penanganan yang lebih efektif dalm upaya menurunkan angka insidensi TB paru. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di RS Paru Jember dengan jumlah sampel 135. Data ini diperoleh dari penelitian dengan metode pengumpulan data rekam medis diagnosa TB paru. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik demografi yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan tempat tinggal. Sedangkan variabel terikat adalah kepatuhan berobat pasien TB paru. Untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dan terikat maka menggunakan uji staistik Chi Square dan Uji regresi logistik sederhana untuk beberapa variabel bebas dengan variabel terikat kategorik dikotomik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki (59,26%), umur kurang dari 30 tahun (34,81%), tempat tinggal berjarak lebih dari 5 Km (42,96%). Sedangkan keompok tidak patuh berobat adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 43 orang (69,36%), umur lebih dari 45 (46,77%), tempat tinggal berjarak lebih dari 5 Km (59,68%). Hasil pengolahan data menggunakan Chi Square menunjukan tingkat signifikansi usia sebesar 0,004, jenis kelamin 0,028, tempat tinggal 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari α = 0,05 yang menunjukan adanya hubungan karakteristik demografi dengan kepatuhan berobat pasien TB paru di RS Paru jember. Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik menunjukan jarak tempat tinggal pasien TB paru dengan unit pelayanan kesehatan memiliki tingkat signifikansi paling tinggi yaitu 0,002 OR 1,109. Sehingga dapat disimpulkan jarak memiliki hubungan yang sangat signifikan dibandinakan faktor usia dan jenis kelamin dalam mempengaruhi kepatuhan berobat pasien TB paru di RS Paru Jember. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyarankan kepada semua lapisan masyarakat khususnya pada kelompok karakteristik demografi yang cenderung tidak patuh dalam menjalani pengobatan sebaiknya meningkatkan informasi, serta meningkatkan kepatuhan berobat dan menurunkan kasus drop out. Pemerintah dan swasta sebaiknya meningkatkan pelayanan serta membangun unit pelayanan kesehatan yang lebih merata dan terjangkau sehingga diharapkan penderita dapat sembuh dan mengurangi tingkat penularan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101011;
dc.subjectKEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RS PARU JEMBERen_US
dc.titleHUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RS PARU JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record