dc.description.abstract | Menghadapi persaingan yang semakin ketat dan membanjirnya produk
sejenis di pasaran mengharuskan perusahaan harus dapat mengetahui dan
memahami kebutuhan, keinginan dan kemauan pasar. PT HM Sampoerna Cabang
Jember merupakan salah satu cabang dari produsen rokok PT HM Sampoerna
Tbk yang memiliki area pemasaran di seluruh Karisidenan Besuki. Produsen
ini memproduksi produk rokok yang salah satu diantaranya adalah jenis low tar
low nikotin (LTLN) yaitu produk rokok merk “A Mild” dan “U Mild”. Persaingan
pasar rokok jenis Mild (LTLN) juga sudah lama diramaikan oleh empat besar
perusahaan rokok yakni PT Gudang Garam, PT BAT, PT Djarum dan PT
Nojorono. Semakin ketatnya persaingan usaha di bidang rokok mild (LTLN) serta
permintaan konsumen yang dinamis mendorong masing-masing perusahaan untuk
menganalisis program alternatif strategi pemasaran yang paling baik untuk
digunakan sebagai langkah kebijakan dalam mencapai tujuan perusahaan.Salah
satu cara menganalisis strategi perusahaan adalah dengan matrik pertumbuhan
atau bagian pasar (growth/share matrix) yang di rintis oleh Boston Consulting
Group (BCG).
Mencermati hal tersebut maka dalam skripsi ini peneliti akan mencoba
membuat formulasi strategi pemasaran berdasarkan portofolio produk dengan
analisis BCG tersebut dengan objek penelitian di PT HM Sampoerna Cabang
Jember.Tujuan dari penelitian ini adalah Menentukan strategi pemasaran masingmasing
produk rokok jenis low tar low nikotin dari PT HM Sampoerna Cabang
Jember berdasarkan analisis matrik Boston Consulting Group (BCG). Pada
penelitian ini sampel yang di gunakan dalam penentuan strategi pemasaran
berdasarkan matrik Boston Consulting Group (BCG) adalah data penjualan rokok
jenis low tar low nikotin perusahaan tahun 2009 – 2011 dari PT HM Sampoernayaitu “A Mild” dan “U Mild” serta data penjualan empat perusahaan pesaing yang
meliputi area pemasaran jember dalam satuan batang ( in stick).
Metode analisis data yang digunakan adalah trend sekuler non linier
dengan trend kuadratik untuk mengetahui tingkat pertumbuhan produk dan tingkat
pertumbuhan permintaan industri . Penggunaan trend sekuler non linier ini
didasari oleh data yang di hitung tahunan dan nilai skala Y yang dimiliki rasio
perubahannya konstan sehingga dalam jangka panjang trend linier umumnya
berkecenderungan agak mendatar.
Hasil penelitian yang didasarkan pada teori matrik Boston Consultingn
Group (BCG) menunjukan posisi persaingan antara produk “A Mild” PT HM
Sampoerna Cabang Jember dengan produk “L.A Light” PT Djarum menunjukan
bahwa posisi portofolio produk berada pada posisi Cash Cow yaitu berada pada
kuadran III,dengan pertumbuhan pasarnya yang kurang dari 10% yaitu 0,34%
dan memiliki pangsa pasar relatif lebih dari 1x yaitu 1,2x dengan demikian PT
HM Sampoerna Cabang Jember tidak perlu membiayai pengembangan kapasitas
karena pertumbuhan produk “A Mild” melambat. Sedangkan Posisi persaingan
antara produk “U Mild” PT HM Sampoerna Cabang Jember dengan produk “L.A
Light” PT Djarum menunjukan bahwa posisi portofolio produk berada pada
posisi Dog yaitu berada pada kuadran IV,dengan pertumbuhan pasarnya yang
lebih rendah dari 10% yaitu 0,38% dan memiliki pangsa pasar relatif kurang dari
1x yaitu 0,1x.Umumnya pada posisi produk pada kuadran IV memiliki
keuntungan yang relatif rendah bahkan rugi walaupun menghasilkan laba juga
pada posisi ini membutuhkan uang yang banyak serta waktu pengembangan
tertentu untuk memperthanakan produk tersebut. Hasil penelitian ini apabila di
bandingkan dengan analisis BCG sejalan terbukti produk “A Mild” dari PT HM
Sampoerna masih menjadi pemimpin pasar dari persaingan produk rokok jenis
low tar low nikotin dengan penjualan tertinggi di wilayah pemasaran jember di
bandingkan dengan kompetitornya. | en_US |