Show simple item record

dc.contributor.authorNinditha Retno Pradani
dc.date.accessioned2013-12-03T08:00:51Z
dc.date.available2013-12-03T08:00:51Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3115
dc.description.abstractPenyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang dan merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama pada daerah tropis. Salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi yg sering ditemukan adalah Staphylococcus aureus yang merupakan patogen utama pada manusia. S. aureus merupakan flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia, namun ketika kulit tersebut rusak atau terbuka karena beberapa alasan, maka bakteri dapat masuk melalui luka dan menyebabkan infeksi. Infeksi S. aureus juga dapat menyebabkan penyakit yang serius dan mengancam jiwa bila sampai masuk dalam aliran darah, misalnya pneumonia, meningitis, endokarditis, dan sepsis. Beberapa tahun terakhir S. aureus menunjukkan resistensi terhadap antibakteri yang biasa digunakan. Karena banyaknya resistensi antibakteri terhadap S. aureus ini, maka diperlukan suatu pengembangan baru mengenai terapi alternatif yang memanfaatkan antibakteri alamis ebagai antibiotik salah satunya adalah jeruk nipis yang didalamnya mengandung minyak atsiri yang disusun oleh beberapa senyawa salah satunya flavonoid yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan tanaman jeruk nipis dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan kadar hambat minimum (KHM) perasan jeruk nipis terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental Design dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri S. aureus yang ditanam dalam agar Mueller Hinton yang kemudian diberi perlakuan dengan air perasan jeruk nipis dengan beberapa konsentrasi. Konsentrasi larutan uji yang digunakan adalah perasan jeruk nipis dengan konsentrasi 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,56%; dan 0,78% sedangkan kontrol negatif adalah aquadest steril dan kontrol positif adalah suspensi sefaleksin. Data yang diperoleh adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada media Mueller Hinton tiap konsentrasi 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,56%; dan 0,78% berturut-turut yaitu 1,49 cm; 1,89 cm; 1,19 cm; 0,95 cm; 0,88 cm; 0,76 cm; 0,76 cm; 0,76 cm. Data kemudian dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas Levene. Analisis data untuk membuktikan adanya aktivitas antibakteri ialah menggunakan uji Kruskal-Wallis, karena varians data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen. Uji selanjutnya adalah uji regresi linier untuk menentukan persamaan garis regresi, sehingga didapatkan nilai KHM kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air perasan jeruk nipis mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat pada media Mueller Hinton. Semakin tinggi konsentrasi perasan jeruk nipis maka kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus semakin besar. Perasan jeruk nipis memiliki Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan S. aureus secara kualitatif sebesar 6,25% dan secara kuantitatif menggunakan Uji Regresi Linier didapatkan KHM sebesar 2,069%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101049;
dc.subjectAIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia, Swingle) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcusen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia, Swingle) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record