Show simple item record

dc.contributor.authorAgung Maulana
dc.date.accessioned2013-12-03T07:38:07Z
dc.date.available2013-12-03T07:38:07Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082310101070
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/3061
dc.description.abstractKasus gizi buruk pada balita merupakan fenomena gunung es yang dapat digambarkan dengan keadaan gizi yang ada di masyarakat. Permasalahan gizi buruk pada anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan lainnya termasuk kesehatan ibu dan anak dapat dicegah apabila posyandu dapat diaktifkan kembali melalui lima program kegiatan di posyandu. Penimbangan balita yang dilakukan secara rutin di posyandu dan dengan adanya penyuluhan serta pemberian makanan tambahan setiap bulan pada balita selama 3 bulan di posyandu, maka status gizi anak pada KMS dapat selalu terpantau oleh petugas kesehatan. Balita BGM adalah balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Ibu yang aktif berkunjung ke posyandu setiap bulannya, maka perkembangan dan status gizi anak dapat dipantau oleh petugas kesehatan melalui KMS balita sehingga dapat menurunkan angka kejadian kasus balita BGM. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 218 ibu yang mempunyai balita usia 1-59 bulan. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi maka didapatkan sampel dengan jumlah 122 ibu yang mempunyai balita yang berusia 1-59 bulan yang aktif dalam posyandu dan 96 ibu yang mempunyai balita yang berusia 1-59 bulan yang tidak aktif dalam posyandu. Pengumpulan data dengan melihat buku KMS balita untuk menentukan keaktifan ibu berkunjung ke posyandu dan menentukan status gizi balita. Data keaktifan ibu dimasukkan ke dalam lembar observasi keaktifan ibu untuk menentukan apakah ibu aktif ke posyandu atau tidak aktif ke posyandu. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square, untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang aktif ke posyandu dengan status gizi balitanya tidak BGM sebesar 90,16% (110 responden), dan ibu yang aktif ke posyandu dengan status gizi balita BGM sebesar 9,84% (12 responden), sedangkan pada ibu yang tidak aktif ke posyandu dengan status gizi balita tidak BGM sebesar 77,08% (74 responden), dan ibu yang tidak aktif ke posyandu dengan status gizi balita BGM sebesar 22,92% (22 responden). Berdasarkan pengolahan data melalui SPSS didapatkan bahwa p value (0,014) < α (0,05) yang berarti Ho ditolak. Kesimpulannya adalah ada hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan jumlah balita BGM di Desa Suko Jember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Keaktifan ibu dalam berkunjung ke posyandu setiap bulannya dapat menurunkan jumlah balita BGM karena ibu yang aktif ke posyandu memberikan kontribusi perkembangan status gizi anak yang dapat dipantau oleh tenaga kesehatan (bidan) dengan bekerja bersama perawat komunitas yang mendeteksi secara dini dan mencegah terjadinya peningkatan jumlah balita BGM serta kader posyandu yang memantau status gizi anak melalui buku KMS balita. Ibu yang tidak aktif ke posyandu disebabkan oleh memiliki kesadaran dan pengetahuan yang kurang dalam menyerap informasi mengenai pentingnya pemantauan status gizi anak, sehingga kurang memanfaatkan kegiatan di posyandu yang berdampak pada kurangnya status gizi anak yang dapat terlihat dari berat badan anak kurang dari atau sangat kurang normal sesuai dengan umur balita. Saran penelitian ini adalah ibu diharapkan dapat memanfaatkan sebaikbaiknya fasilitas pelayanan posyandu setiap bulannya, karena selain mudah dan murah tanpa biaya dalam mendapat pelayanan kesehatan dasar bagi balitanya, ibu juga dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya secara teratur setiap bulannya melalui buku KMS balita, sehingga apabila terdapat permasalahan mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita dapat segera diatasi dan dibantu oleh petugas kesehatan secara cepat dan tepaten_US
dc.relation.ispartofseries082310101070;
dc.subjectHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM POSYANDU DENGAN,...KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBERen_US
dc.titleHUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM POSYANDU DENGAN PENURUNAN JUMLAH BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA SUKO JEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record