dc.description.abstract | Keamanan dan kualitas biji kakao Indonesia masih rendah dengan tingginya tingkat pencemaftIn
oleh kapang genus lspergitlus dan Penicillium ywrg terjadi selama proses pengeringan,
penylmpanan, pengiriman dan perdagangan. Kapang tersebut dapat menghasilkan mikotoksin
settingga akan menurunkan kualitas biji kakao dan membahayakan kesehatan. Keberadaan kapang
toksifrnik dan mikotoksin menyebabkan harga biji kakao Indonesia dikenakan automatic detention
oleh-Eropa dan AS, dimana pada tahun 2005 mencapai US $150, bahkan pada tahun 2006 sudah
mencapai US $300iton. Sementara harga kakao ekspor ke AS pada bulan Desember 2006 mencapai
US $1.534 per ton. Diskriminasi pasar tersebut akan berdampak negatif pada perolehan devisa
ekspor, apalagi jika dikaitkan dengan kuantum ekspor biji kakao saat ini yang mencapai lebih dari
400.000 ton/tahun. Salah satu upaya menghambat pertumbuhan kapang dan pembentukan
mikotoksin pada biji kakao adalah dengan mengembangkan kultur bakteri asam laktat yang
memproduksi metabolit senyawa antikapang.
Tujuan penelitian untuk memperoleh isolat bakteri asam laktat dari fermentasi kakao yang
berpotensi menghasilkan senya\rya antikapang dan selanjutnya.dapat dipacu sebagai penghasil
r"nyu*u antikaiang bagi komoditas kak; ekspor. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
dalam meningkatkan kualitas, keamanan dan daya simpan biji kakao ekspor.
Pelaksanaan penelitian meliputi pengukuran pH biji kakao bagian luar, keping biji dalam
dan lendir; penguktnan suhu fermentasi kakao; penentuan jumlah dan jenis mikroba yang terlibat
dalam fermentasi kakao; isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari fermentasi kakao; isolasi
kapang; pengukuran aktivitas antikapang dengan metode difusi; dan stabilitas sifat antikapang
teittaOup suhu pendinginan 5oC dan pembekuan 0oC, suhu pemanasan 80oC dan autoklaf l2loc'
serta enzim protease 5 U/mt dan 20 U/ml. Selanjutnya altivitas penghambatan terhadap spesies
kapang dibandingkan antar isolat bakteri asam laltat.
Isolat bakteri asam laktat dari fermentasi kakao yang teridentifikasi diduga adalah
Leuconostoc mesenteroides BK 21, L. paramesenteroides BK 15, L. paramesenteroides BK 24,
Lactobacillus brevisBK32, L. plantarumBKZ3 dan Pediococcus spp. BK 14. Seluruh isolat BAL
tersebut mempunyai sifat antikapang terhadap isolat kapang dari biji kakao berjamur yang diduga
sebagai Aspergillus flavus, A. niger, A. ochraceus, dan Penicillium spp. lsolat Lactobacillus
plantarum BK 23 mampu menghambat pertumbuhan A. niger.lsolat Lactobacillus brevis BK32
paling efektif menghambat A. Jlovus diantara isolat BAL yang diuji. I*uconostoc
paramesenteroides BK 15 dan BK 24 serta Pediococcus spp. BK 14 mampu menghambd
pertumbuhan semua kapang tersebut khususnya tefiadap A. niger. Sifat penghambatan
Leuconostos mesenteroides lebih lemah dibandingkan seluruh isolat BAL lainnya terhadap
Aspergillus flavus, A. niger, A. ochraceus, dan Penicillium spp-
- - _ Stabilitas senyawa antikapang terhadap suhu OoC dan 5"C cukup baik. Namun kernampuan
senyawa antikapang isolat BAL menunrn akibat pemanasarl 80'C dan autoklaf l2l"C. Pengaruh
pemanasan terkait dengan inalctivasi senyav/a organik siklik dengan BM rendatr serta senyawa
dengan ikatan peptida, hidroksil maupun ester. Aktivitas antikapang menurun akibat enzim
protease dan hanya sebagian yang mampu bertahan. Pengaruh enzim protease ini diduga terkait
dengan adanya senyawa antikapang dengan ikatan peptida
Penelitian berikutnya untuk mengidentifikasi senyawa antikapang melalui tahap purifikasi
dan karakterisasi. Dari penelitian ini diharapkan adanya senyawa antikapang dengan struktur dan
jumlah yang jelas bagi penghambatan pertumbuhan kapang dan penghambatan produksi
mikotoksin. Purifikasi menggunakan kolom l0 mm x 100 mm Sephadex G-10 yang dielusi dengan
air 0,5 mVmenit. Namun demikian, hasil elusi belum menunjukkan hasil yang memuaskarL
sehingga diperlukan lagi optimasi proses purifikasi untuk mendapatkan senyawa antikapang berupa
protein. | en_US |