Show simple item record

dc.contributor.authorWILDA WAHYU FIRDAUSI
dc.date.accessioned2013-12-03T04:38:17Z
dc.date.available2013-12-03T04:38:17Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM091610101032
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2855
dc.description.abstractPencegahan penyakit gigi dan mulut di Indonesia, masih merupakan permasalahan yang belum terpecahkan. Pemerintah Indonesia mengupayakan usaha peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolah dasar sejak tahun 1951 melalui UKGS (Hariyani et al, 2008:80). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak – anak merupakan suatu usaha yang secara emosional akan menghilangkan rasa takut, menumbuhkan rasa ingin tahu, mau mengamati dan akhirnya secara fisik akan melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga baik untuk kesehatan pribadi (Stoll dalam Riyanti dan Saptiari, 2011:6). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor metode (Notoatmodjo, 2005:286). Penyuluhan dengan bermain lebih dipilih sebagai metode penyuluhan bagi anak-anak, khususnya anak sekolah dasar. Rusli (2003:6) menyatakan bahwa metode penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak – anak lebih berhasil jika dilakukan dengan proses belajar dan bermain. Permainan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Sudono, 2000:1). Permainan yang dapat dipilih sebagai metode penyuluhan antara lain dongeng dan bermain peran. Dongeng adalah metode bercerita yang menuturkan perbuatan dari kisah fiktif atau nyata menjadi suatu alur dengan pesan moral (Mawardi, 2006:88) Bermain peran adalah jenis permainan yang dilakukan oleh beberapa anak untuk 9 memainkan lakon tertentu atau mendramatisasi cara tingkah laku di dalam hubungan sosial dengan membagi peran kepada masing-masing pemain (Surya, 2010:120). Penelitian dilaksanakan di SDN Baratan 03 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Tujuan penelitian adalah mencari perbedaan efektivitas dari dua metode penyuluhan yang digunakan. Jenis penelitian adalah cross sectional. Data hasil pengisian kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan selanjutnya dianalisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney Test. Hasil pengolahan data menunjukkan tidak ada perbedaan antara metode dongeng dan bermain peran dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Perbedaan ditunjukkan dari hasil uji Mann Whitney yang mempunyai nilai p 0,202 (lebih besar dari 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan efektifitas pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan metode dongeng dan bermain peran.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101032;
dc.subjectPerbedaan Efektivitas, Metode Penyuluhan, Anak Usia 7-11 Tahunen_US
dc.titlePERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENGGUNAKAN DONGENG (Story Telling) DAN BERMAIN PERAN (Role Playing) PADA ANAK USIA 7 – 11 TAHUNen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record