Show simple item record

dc.contributor.authorNi Wayan Wahyuni Ningrum
dc.date.accessioned2013-12-03T04:18:35Z
dc.date.available2013-12-03T04:18:35Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM092210101040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2825
dc.description.abstractDiabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein karena penurunan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular dan makrovaskular. Di Indonesia, jumlah penderita DM dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terapi DM dengan insulin dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi. Selain menggunakan obat oral antidiabetes, banyak pula di antara penderita yang berusaha mengendalikan kadar glukosa darahnya dengan cara tradisional menggunakan bahan alam. Salah satunya adalah tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas). Dibandingkan jenis ubi jalar lain, ubi jalar ungu (Ipomoea batatas cv. Ayamurasaki) memiliki keunggulan yaitu pigmen antosianin yang kadarnya lebih tinggi. Antosianin pada ubi jalar ungu memiliki fungsi antihiperglikemia. Tujuan penelitian ini adalah (1) membuktikan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai antidiabetes pada mencit yang diinduksi aloksan, (2) mengetahui dosis ekstrak etanol ubi jalar ungu dari ketiga peringkat dosis yang diuji yang menunjukkan aktivitas antidiabetes paling kuat, (3) mengetahui efek antidiabetes ekstrak etanol ubi jalar ungu jika dibandingkan dengan kontrol positif. Jenis penelitian eksperimental pada penelitian ini adalah true experimental laboratories. Rancangan penelitian yang digunakan adalah The Pretest and Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb-C. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling yang kemudian dibagi menjadi lima kelompok. Prosedur pengujian ini menggunakan metode induksi aloksan. Hewan coba dikatakan diabetes jika kadar glukosa darahnya lebih dari 176,0 mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan alat GlucoDrTM blood glucose meter AGM-2100. Hasil analisis data menggunakan one way anova dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok kontrol positif; dosis 200 mg/kg BB; dosis 400 mg/kg BB. Sedangkan antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok dosis 100 tidak terdapat perbedaan bermakna. Kelompok dosis 100 mg/kg BB memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB. Kelompok kontrol positif tidak memiliki perbedaan bermakna terhadap 3 kelompok dosis. Meskipun demikian, persentase penurunan kadar glukosa darah terbesar dihasilkan oleh kelompok dosis 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB, dengan masing-masing rata-rata sebesar 50,48% dan 50,23%. Antosianin dan antosianidin berpengaruh terhadap sekresi insulin dari sel β pankreas postprandial. Jumlah gugus hidroksil pada cincin B antosianin diduga memainkan peran penting dalam kemampuannya mensekresi insulin. Sumber lain menyebutkan, pemberian antosianin dapat mencegah kenaikan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin melalui penurunan regulasi retinol binding protein 4 (RBP4). Antosianin bekerja dengan cara menetralkan enzim yang dapat menghancurkan jaringan kolagen, sifat antioksidannya melindungi jaringan kolagen dari radikal bebas serta memperbaiki protein yang rusak pada dinding pembuluh darah sehingga dapat mencegah komplikasi DM.en_US
dc.relation.ispartofseries092210101040;
dc.subjectAntidiabetes Ekstrak Etanol Ubi Jalar Unguen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas cv. Ayamurasaki) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record