Show simple item record

dc.contributor.authorMoh. Faisol Al Fady
dc.date.accessioned2014-01-29T14:08:40Z
dc.date.available2014-01-29T14:08:40Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM082310101076
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/27196
dc.description.abstractDiabetes mellitus atau kencing manis adalah gangguan hormonal kronik yang menyebabkan glukosa dalam darah berlebih disertai dengan berbagai kelainan metabolik, yang menimbulkan berbagai komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron. Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memiliki banyak komplikasi. Komplikasi diabetes mellitus antara lain gangguan mata (retinopati), gangguan ginjal (nefropati), gangguan pembuluh darah (vaskulopati), dan kelainan pada kaki. Komplikasi yang sering pula terjadi adalah perubahan patologis pada anggota gerak yang bisa menyebabkan ulkus atau luka diabetik. Luka diabetik merupakan faktor yang menyebabkan masalah biologis, psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi sampai kematian karena sepsis. Penatalaksanaan luka yang tepat merupakan salah satu faktor yang mendukung penyembuhan luka. Pendekatan baru untuk meningkatkan penyembuhan luka baru-baru ini telah dikaji, termasuk penggunaan faktor-faktor pertumbuhan untuk mempercepat penyembuhan. Manajemen perawatan luka terkait dengan pengobatan luka diabetik masih beraneka ragam, diantaranya penggunaan madu dan sofratulle. Madu telah digunakan sebagai obat alami untuk berbagai penyembuhan penyakit sejak ribuan tahun yang lalu. Penggunaan madu dalam perawatan luka tidak lepas dari perannya sebagai antibakteri, antiinflamasi, menstimulasi serta mempercepat penyembuhan luka. Sedangkan sofratulle merupakan antibiotik spektrum luas.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan efektivitas perawatan luka menggunakan madu dan sofratulle terhadap proses penyembuhan luka diabetik pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Jember. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan rancangan one group pretest-posttest. Sampel penelitian ini adalah 10 pasien diabetes mellitus yang mengalami luka diabetik derajat I, II dan III yang dibagi menjadi dua kelompok dengan rincian 5 pasien sebagai kelompok eksperimen perawatan luka menggunakan madu dan 5 pasien lainnya sebagai kelompok eksperimen perawatan luka menggunakan sofratulle. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji beda parametrik yaitu independen t-test dengan nilai α = 0,01. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata selisih penilaian status luka diabetik sebelum dan sesudah perawatan luka menggunakan madu adalah 20,2 dan rata-rata selisih penilaian status luka diabetik sebelum dan sesudah perawatan luka menggunakan sofratulle adalah 6,6. Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS diperoleh p value sebesar 0,000 < α dan berada pada nilai kemaknaan p < 0,001, maka hasil yang diperoleh amat sangat bermakna (Supadi, 2000). Secara statistik Ho ditolak, sehingga hipotesis penelitian (Ha) gagal ditolak, artinya ada perbedaan efektivitas perawatan luka menggunakan madu dan sofratulle terhadap proses penyembuhan luka diabetik pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Jember. Saran yang dapat peneliti berikan adalah menerapkan penggunaan madu sebagai agen perawatan luka karena memiliki efektivitas yang baik untuk proses penyembuhan luka.en_US
dc.relation.ispartofseries082310101076;
dc.subjectwound care, honey, sofratulle, wound healing process, wound.diabetics.en_US
dc.titlePERBEDAAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MENGGUNAKAN MADU DAN SOFRATULLE TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA DIABETIK PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAMBIPUJI JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record