dc.description.abstract | Pengetahuan dan pengertian tentang perkembangan embrio mempunyai arti
penting dan akan sangat membantu para pemulia tanaman dalam menentukan
teknik-teknik yang diperlukan untuk mengevaluasi program pemuliaan tanaman.
Teknik in vitro melalui variasi somaklonal pada jaringan kalus merupakan
alternatif untuk mendapatkan varian yang diinginkan. Melalui seleksi in vitro
varian tersebut dapat diseleksi untuk mendapatkan bahan tanam kakao yang
toleran terhadap cekaman kekeringan. Salah satu metode yang digunakan adalah
penggunaan senyawa osmotik stress seperti polyethylene glycol (PEG).
Penggunaan PEG sebagai media selektif tidak membahayakan tanaman karena
mempunyai berat molekul lebih besar dari 4000. Dengan demikian kerusakan atau
kematian tanaman pada simulasi dengan menggunakan senyawa PEG dapat
diyakini sebagai efek kekeringan, bukan efek langsung dari PEG, karena senyawa
tersebut tidak diserap oleh tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan kalus yang tahan terhadap PEG serta untuk mengetahui
perkembangan embrio dari kelima bagian bunga. Percobaan dilaksanakan di
Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Jember. Percobaan disusun menurut rancangan acak
lengkap faktorial yang diulang 3 kali. Percobaan in vitro dengan 2 faktor yaitu
faktor konsentrasi PEG (0, 5, 10, 15 g/l) dan faktor bagian bunga (petala,
staminodia, dasar bunga, putik, anther). Hasil percobaan menunjukkan bahwa
tidak semua bagian bunga dapat membentuk embrio pada media multiplikasi
dengan penambahan PEG. Petala dapat membentuk kalus terbaik pada konsentrasi
PEG 15 g/l yaitu sebesar 44 persen. Tahap perkembangan embrio hingga fase
torpedo mengikuti perkembangan embrio secara alami. | en_US |