Show simple item record

dc.contributor.authorGita Kartika
dc.date.accessioned2014-01-29T03:51:24Z
dc.date.available2014-01-29T03:51:24Z
dc.date.issued2014-01-29
dc.identifier.nimNIM080110201003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/27008
dc.description.abstractNovel Ning Anak Wayang merupakan karya dari dua penulis yaitu Niken dan Anjar. Novel Ning Anak Wayang ini merupakan novel dengan kisah perjuangan seorang anak wayang untuk meraih pendidikan. Isi dari novel tersebut berkaitan dengan aspek feminisme liberal. Selama ini pendidikan bagi seorang perempuan pekerja seni tidaklah terlalu dipentingkan. Dalam novel ini dibuktikan bahwa perempuan di novel ini bisa memacu semangat belajar walaupun anak orang miskin. Tujuan dari penelitian adalah: (1) mendeskripsikan keterjalinan antarunsur dalam novel Ning Anak Wayang. 2) mendeskripsikan feminisme liberal dalam novel Ning Anak Wayang karya Niken dan Anjar. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan motivasi agar tidak mudah patah semangat demi menggapai cita-cita. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan struktural dan pragmatik. Metode pendekatan struktural diimplementasikan dalam wujud analisis struktural, sedangkan pendekatan pragmatik diimplementasikan dalam wujud analisis feminisme liberal. Dari analisis struktural novel Ning Anak Wayang dapat diketahui bahwa tema mayor dalam novel Ning Anak Wayang adalah perjuangan seseorang yang berhasil dalam menempuh pendidikan. Sebuah perjuangan anak wayang yang bernama Ning dalam meraih pendidikannya. Tema minor dalam novel Ning Anak Wayang adalah seorang Ibu akan berjuang dan berkorban demi anak-anaknya yang dapat dilihat dalam tokoh Ibu Ning, dan dalam bersaing seseorang berusaha lebih baik yang dapat dilihat dalam tokoh Golam. Watak dalam tokoh novel Ning Anak Wayang ada yang berwatak datar ada pula yang berwatak bulat. Tokoh Ning dan Ibu Ning memiliki watak datar sedangkan Golam berwatak bulat. Analisis feminisme liberal dalam novel Ning Anak Wayang yaitu perjuangan untuk mendapatkan pendidikan, dan peran gender. Beberapa poin yang dibahas dalam feminisme liberal tersebut dikaitkan dengan realitas sosial yang ada. Perjuangan Ning untuk mendapatkan pendidikan ada beberapa tahap, dimulai dari SD hingga Ning lulus kuliah. Perjuangan Ning masa SD yang berjalan kaki menuju sekolahnya, mencatat semua pelajaran dan buku sekolah, membantu Ibunya dengan berjualan kue, dan ingin membeli sepatu baru ia bekerja menjual tiket layar tancap. Perjuangan Ning masa SMP Ning yang masih berjalan kaki, mencatat buku pelajaran, membantu Ibunya disela-sela belajarnya, dan tetap bekerja menjual tiket layar tancap untuk membantu Ibunya membayar uang sekolah. Perjuangan Ning masa SMA adalah Ning yang masih berjalan kaki, mencatat buku pelajaran, dan mulai bekerja sebagai penyanyi di tempat hiburan malam bersama Pak Denya untuk biaya masuk ke perguruan tinggi. Perjuangan Ning masa kuliah Ning yang masih bekerja sebagai penyanyi di tempat hiburan malam untuk membiayai kuliahnya dan sekolah adikadiknya. Gender dalam novel Ning Anak Wayang terdapat dua yaitu Subordinasi dan streotip. Stereotip dalam novel Ning Anak Wayang berasal dari anggapan Bu Lik Wid dan Tarsih yang menganggap pendidikan itu tidak penting bagi seorang anak wayang. Anggapan itulah yang menyebabkan anak wayang tersubordinasi. Subordinasi dialami oleh Tarsih yang akhirnya menjadi wanita panggilan dikarenakan faktor biaya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080110201003;
dc.subjectFEMINISME , WAYANGen_US
dc.titleANALISIS FEMINISME LIBERAL DALAM NOVEL NING ANAK WAYANG KARYA NIKEN DAN ANJARen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record