dc.contributor.author | Mardianto Harahap | |
dc.date.accessioned | 2014-01-29T03:35:03Z | |
dc.date.available | 2014-01-29T03:35:03Z | |
dc.date.issued | 2014-01-29 | |
dc.identifier.nim | NIM031520101015 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26998 | |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menguji pemakaian agens hayati S. carpocapsae
(All strain) hasil produksi massal dan Bacillus thuringiensis dengan menggunakan pola
ambang ekonomi dalam sistem budidaya tanaman kubis.
S. carpocapsae merupakan agens pengendali yang dapat menginfeksi serangga
hama melalui lubang-lubang alami (anus, mulut dan spirakel) dan menyebabkan
kematian hama dalam waktu 24 – 48 jam setelah menginfeksi. Sedangkan
B.
thuringiensis
merupakan agens biologi yang dapat masuk kedalam tubuh serangga hama
apabila dimakan bersama dengan daun dan menyebabkan paralisis pada saluran
pencernakan serangga hama.
Penelitian perbanyakan massal
S. carpocapsae (All strain) menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari tiga faktor
yaitu: Faktor I terdiri dari tiga level antara lain M1: media tepung kedelai; M2: media
kuning telur; M3: media konsentrat pakan lele. Faktor II terdiri dari lima level
konsentrasi inokulum antara lain K1: 50.000 Infektif Juvenile (IJ); K2: 150.000 IJ; K3:
250.000 IJ; K4: 350.000 IJ dan K5: 450.000 IJ. Faktor III terdiri dari dua level suhu
antara lain T1: 25
o
C dan 27
o
C. Media terbaik dalam menghasilkan infektif juvenile
adalah pada M1 dengan kombinasi terbaik dari interaksi M1T2K4. Tidak ada perbedaan
patogenisitas infektif juvenile yang dihasilkan ketiga media yang berbeda dan biaya
produksi pada M1 lebih rendah.
Pengujian aplikasi agens hayati
S. carpocapsae (All strain) hasil produksi
massal dan
Bacillus thuringiensisdengan menggunakan pola ambang ekonomi dalam
sistem budidaya tanaman kubis dilaksanakan di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu,
Kabupaten Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan perlakuan: PI: penyemprotan 1 x seminggu dengan menggunakan insektisida
yang memiliki kandungan aktif 500 ml/L Profenofos; PBt: aplikasi
B. thuringiensis
dengan menggunakan nilai Ambang Ekonomi 5 larva P. xylostella instar III/10 tanaman
contoh; PN: aplikasi
S. carpocapsae (All strain) dengan menggunakan nilai AE 4 larva
instar III/10 tanaman contoh; PAE1: Aplikasi Bt jika ditemukan
3 larva instar III/10
tanaman contoh dan aplikasi
S. carpocapsae jika ditemukan 2 larva instar III/10
tanaman contoh; PAE2: Bt
4 dan S. carpocapsae 3 larva instar III/10 tanaman
contoh; dan PAE3: Bt
5 dan S. carpocapsae 4 larva instar III/10 tanaman contoh.
Hasil yang diperoleh menunjukkan aplikasi yang dilakukan tidak mampu
menekan populasi hama kembali ke keseimbangan umum hama. Kondisi lingkungan
menjadi salah satu faktor kurang berhasilnya pengendalian dengan menggunakan
S.
carpocapsae
(All strain). Ada perbedaan jumlah aplikasi penyemprotan dan hasil
produksi terbaik diperoleh dari perlakuan PAE1. Secara ekonomis pemakaian nilai AE
untuk pengendalian hama
P. xylostella dapat menguntungkan tetapi perlu
memperhatikan harga produk kubis yang relatif tidak stabil pada daerah ter | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 031520101015; | |
dc.subject | kunci: Produksi Massal, S. carpocapsae (All strain), Kubis, B. thuringiensis, Ambang Ekonomi. | en_US |
dc.title | UJI APLIKASI Steinernema carpocapsae (ALL STRAIN) HASIL PRODUKSI MASSAL DAN Bacillus thuringiensis BERDASARKAN TINGKAT AMBANG EKONOMI HAMA PADA BUDIDAYA TANAMAN KUBIS DI JEMBER | en_US |
dc.type | Other | en_US |