Show simple item record

dc.contributor.authorArdhita Oktavi Hasinofa
dc.date.accessioned2013-12-03T02:38:16Z
dc.date.available2013-12-03T02:38:16Z
dc.date.issued2013-12-03
dc.identifier.nimNIM082010101021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/2679
dc.description.abstractSkabies merupakan penyakit kulit akibat infestasi tungau Sarcoptes scabiei. Penyakit kulit ini sangat mudah menular dan seringkali dijumpai pada sekelompok orang dengan higienitas yang buruk. Salah satu faktor yang menghambat penanggulangan penyakit ini adalah dalam hal pengobatan. Beberapa faktor yang mempersulit penggunaan obat yang ada antara lain: kelemahan dari obat tersebut seperti kontraindikasi pada anak dan wanita hamil karena bersifat toksik pada susunan saraf pusat, berbau, lengket, mengotori pakaian, menyebabkan iritasi, tidak efektif terhadap semua stadium, dan harga yang cukup mahal. Terkait dengan kondisi di atas, dipertimbangkan alternatif lain, yakni penggunaan bahan alami untuk memperoleh efek antiskabies dari suatu tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat, salah satunya adalah pegagan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas tanaman obat Centella asiatica L. sebagai antiparasit pada penyakit skabies secara in vitro, menentukan LC serta mengetahui konsentrasi yang memiliki efektivitas setara dengan kontrol positif (ivermectin 1%). 50, Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah tungau Sarcoptes scabiei dalam keadaan hidup yang diperoleh dari kerokan kulit kelinci yang terserang skabies. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan yang dikontakkan dengan ekstrak etanol daun pegagan berbagai konsentrasi (400 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, dan 50 mg/ml) serta kelompok kontrol kontrol positif (ivermectin 1%) dan NaCMC 1% sebagai kontrol negatif. Sampel untuk masing-masing kelompok perlakuan berjumlah 60 ekor, kemudian diberikan perlakuan dan didiamkan selama 4 jam, pengamatan dilakukan di bawah mikroskop, kemudian dianalisis dengan metode probit. Berdasarkan data hasil penelitian, kematian tungau semakin banyak seiring dengan ditingkatkannya konsentrasi ekstak etanol pegagan. Efek antiskabies pada kelompok perlakuan terendah dapat dijumpai pada konsentrasi 50 mg/ml, dan yang tertinggi 400 mg/ml. Sedangkan konsentrasi yang memiliki efektivitas setara dengan kontrol positif yaitu konsentrasi 1758,89 mg/ml. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pegagan mempunyai efek antiksabies secara in vitro, dengan LC 193,51 mg/ml (Confidence Interval 103,26-675,76). Konsentrasi yang memiliki efektivitas setara dengan kontrol positif yaitu konsentrasi 1758,89 mg/ml (Confidence Intervalen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082010101021;
dc.subjectDAUN PEGAGANen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) SEBAGAI ANTISKABIES SECARA IN VITROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record