dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi tinggi untuk infeksi
cacing usus. Tingginya infeksi ini berhubungan erat dengan pola hidup tiap
individu, di antaranya kebersihan kuku. Telur cacing yang terdapat di bawah kuku
dapat masuk ke mulut bersama makanan. Penelitian ini dilakukan dengan
memeriksa kuku 24 siswa MIBU Glengseran, Kecamatan Panti, Kabupaten
Jember, untuk mengetahui spesies cacing usus yang telurnya dapat ditemukan
dan persentase kuku yang tercemar tersebut. Pemeriksaan kuku dilakukan dengan
tiga metode, yaitu cara langsung, sedimentasi dan flotasi. Ada tiga spesies cacing
usus yang berhasil ditemukan, meliputi Ascaris lumbricoides (telur), Enterobius
vermicularis (telur), dan cacing tambang (larva). Dari 8 siswa (33,33%) yang
positif mengandung parasit cacing usus tersebut, terdapat 6 siswa (75%) yang
mengandung telur A. lumbricoides saja, 1 siswa (12,50%) mengandung telur A.
lumbricoides dan E. vermicularis, dan 1 siswa mengandung larva cacing tambang
saja (12,50%). Parasit tersebut banyak ditemukan pada sediaan yang
menggunakan sedimentasi (60%) dan flotasi (40%) karena kandungan parasit
dalam kuku yang sedikit ini dikonsentrasikan sedemikian rupa sehingga mudah
ditemukan. Metode sedimentasi dengan pewarnaan eosin memberikan bentuk
telur yang asimetris. Prevalensi kecacingan sendiri berkaitan erat dengan status
sosial ekonomi dan gizi masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kuku merupakan sarana penting dalam proses penularan infeksi cacing usus. | en_US |