dc.description.abstract | Salah satu tindakan yang paling sering dilakukan pada praktek kedokteran
gigi adalah pencabutan gigi. Efek dari pencabutan gigi adalah adanya trauma mekanis
yang dapat memicu terjadinya keradangan. Radang itu sendiri merupakan respon
tubuh yang umum dan menguntungkan terhadap suatu iritan atau mikroorganisme.
Ajan tetapi, apabila radang mengalami kegagalan untuk memperbaiki jaringan yang
luka menjadi normal kembali, maka akan timbul radang kronis yang ditandai dengan
eksudasi lebih lanjut dari limfosit, monosit dan sel plasma. Pada keradangan sel
limfosit muncul sebagai reseptor antigen yang pada kondisi tepat menginduksi suatu
respon imunospesifik dan bereaksi dengan produk-produk respon tersebut. Salah satu
cara untuk mempersingkat proses radang yaitu dengan menghambat kerja asam
arakhidonat melalui jalur lipooksigenase. Kerja lipooksigenase dapat dihambat oleh
flavonoid, yaitu senyawa fenol yang terdapat pada ekstrak tumbuhan. Salah satu
tumbuhan yang mengandung flavonoid dan sering digunakan dalam pengobatan
tradisional adalah mahkota dewa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pemberian seduhan kulit dan daging buah mahkota dewa
(Phaleria papuana Warb. Var. Wichanannii (Val) Back) terhadap jumlah sel limfosit
pada jaringan granulasi post ekstraksi gigi tikus jantan galur Wistar dan apakah lama
pemberian seduhan daging dan kulit buah mahkota dewa dapat mempengaruhi jumlah
limfosit pada jaringan granulasi post ekstraksi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris, dengan
rancangan eksperimental sederhana ( The post test only control group design) pada
tikus wistar jantan sebanyak 36 ekor yang terdiri atas 12 ekor tikus yang diekstraksi
gigi molar satu bawah kirinya (kelompok kontrol negatif), 12 ekor tikus yang tidak
diberi perlakuan apapun (kelompok kontrol normal) dan 12 ekor tikus yang
diekstraksi gigi molar satu bawah kirinya dan diberi seduhan daging dan kulit buah
mahkota dewa (kelompok perlakuan) yang diamati pada hari ke-2, hari ke-5 dan hari
ke-8. Selanjutnya pengambilan jaringan granulasi pada soket post ekstraksi dan
dilanjutkan dengan pembuatan preparat jaringan. Penghitungan jumlah limfosit pada
jaringan granulasi post ekstraksi dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan
perbesaran 1000x dilakukan dengan bantuan gratikule. Data yang didapatkan dari
masing-masing kelompok perlakuan dan hari dianalisa menggunakan uji normalitas,
uji homogenitas dan dilanjutkan degan uji Two Way Anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah limfosit pada kelompok perlakuan lebih rendah
jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah limfosit pada kelompok kontrol negatif
baik pada hari ke-2, hari ke-5 maupun hari ke-8. Hal ini dapat dikarenakan pada
kelompok perlakuan setelah diekstraksi diberi seduhan mahkota dewa yang
mengandung flavonoid dan saponin. Flavonoid dan saponin diketahui mempunyai
kemampuan menghambat kerja asam arakhidonat melalui jalur lipoksigenase dan
sikloksigenase yang diikuti dengan terhambatnya produksi prostaglandin, tromboksan
dan leukotrien sebagai mediator peradangan sehingga emigrasi leukosit ke area
radang menurun. Hasil pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kelompok
perlakuan diperoleh adanya penurunan rata-rata jumlah limfosit yang cukup
signifikan antara hari ke-2 dan hari ke-8. Dapat disimpulkan bahwa efek anti
inflamasi mahkota dewa bekerja efektif dari hari ke-2 hingga hari ke-8. Dimana pada
hari ke-8 rata-rata jumlah limfosit mendekati normal yang menandakan adanya proses
penyembuhan Hal ini membuktikan bahwa seduhan daging dan kulit buah mahkota
dewa cukup efektif dalam menurunkan sel limfosit pada jaringan granulasi post
ekstraksi, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai peranannya
dalam mekanisme keradangan secara keseluruhan. | en_US |