dc.description.abstract | Selulosa di alam lebih banyak ditemukan dalam bentuk selulosa kristalin
daripada selulosa amorf (Fikrinda et al., 2000). Upaya untuk memperoleh isolat
bakteri selulolitik yang dapat dimanfaatkan dalam konversi selulosa alam, maka
selain aktivitasnya dalam mendegradasi selulosa amorf isolat bakteri selulolitik juga
perlu diuji kemampuannya tumbuh pada substrat yang terdiri dari selulosa kristalin.
Kertas saring (filter paper) merupakan salah satu jenis substrat berupa selulosa
kristalin yang berikatan dengan lignin membentuk kompleks lignoselulosa yang sulit
didegradasi (Wirahadikusuma et al., 1995). Untuk mempelajari isolat bakteri
pengurai selulosa dari usus rayap jenis lokal apakah mampu tumbuh pada substrat
yang terdiri dari selulosa kristalin, maka dapat diuji secara in vitro
dengan
menumbuhkannya pada media kertas saring. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengkarakterisasi secara morfologi dan reaksi biokimia isolat bakteri selulolitik asal
usus rayap yang mampu tumbuh pada media CMC dan kertas saring.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji 14 isolat bakteri selulolitik asal
usus rayap pada media CMC dan kertas saring. Uji tersebut dilakukan pada media
agar CMC dan kertas saring untuk mengetahui pertumbuhan koloni bakteri tersebut.
Uji pertumbuhan populasi sel bakteri pada media cair CMC dan kertas saring cair
juga dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan isolat bakteri tersebut.
Karakterisasi dilakukan dengan sistem Manual for the Identification of Medical
Bacteria (Cowan dan Stell, 1970), yang meliputi karakterisasi morfologi dan uji
biokimia. Karakterisasi morfologi bakteri meliputi pengamatan isolat bakteri baik
secara makroskopis maupun mikrokopis. Uji biokimia yang dilakukan meliputi:
viii
fermentasi karbohidrat, oksidasi dan fermentasi, katalase, produksi indol, pencairan
gelatin, penggunaan sitrat, produksi H
S, hidrolisis pati, dan reduksi nitrat.
Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat 13 isolat bakteri selulotik
ix
2
asal usus rayap yang mampu tumbuh dan menggunakan selulosa amorf (CMC)
sekaligus juga selulosa kristalin (kertas saring). Isolat-isolat tersebut mampu tumbuh
secara aerob pada substrat di luar usus rayap yang berpotensi sebagai penghasil
selulase dengan tipe yang aktif menghidrolisis selulosa amorf dan juga selulosa
kristalin. Sebanyak 4 isolat bakteri selulolitik dengan kode J1, J7, J13, dan J14 yang
memiliki diameter koloni terbesar diuji lebih lanjut pertumbuhan populasinya pada
media cair CMC dan kertas saring. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa
isolat-isolat tersebut dapat tumbuh dengan baik pada media cair, sama seperti pada
media padatnya. Hasil karakterisasi secara morfologi dan biokimia menunjukkan
bahwa isolat J1, J13, dan J14 memiliki karakteristik yang mirip dengan genus
Enterobacter, sedangkan untuk isolat J7 memiliki karakteristik yang mirip dengan
genus Bacillus. | en_US |