dc.description.abstract | Puasa menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah menghindari makan,
minum dan sebagainya dengan sengaja (terutama yang bertalian dengan keagamaan).
Ibadah puasa bukan hanya dikenal dalam agama islam, tetapi juga dalam ajaran
agama-agama lain. Puasa merupakan sejenis amalan yang umum (universal) dan
dianjurkan oleh semua agama. Pada saat berpuasa frekuensi makan yang awalnya
dilakukan pada pagi, siang dan malam hari hanya dilakukan pada saat malam hari
saja antara saat berbuka puasa dan makan sahur, kondisi ini akan menyebabkan
perubahan metabolisme tubuh. Tubuh manusia mempunyai mekanisme alamiah yang
digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan agar tetap dalam
kondisi normal.
Belajar bisa di definisikan sebagai kemampuan mengubah perilaku atas dasar
pengalaman masa lampau. Telah diperdebatkan bahwa belajar melibatkan
pembentukan kontak sinap baru dalam susunan saraf pada otak. Faktor minat dalam
belajar memiliki peranan yang penting karena dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian belajar. Seseorang yang menaruh minat yang besar terhadap suatu materi,
maka akan memusatkan perhatiannya lebih besar terhadap materi tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember (FKG UNEJ) yang melaksanakan puasa pada waktu ujian.
Banyak mahasisiwa FKG merasa enggan untuk melaksanakan ibadah puasa pada saat
ujian. Ini dikarenakan mereka khawatir stamina berpikirnya akan menurun, karena
dalam sehari selain kuliah mereka juga mengikuti kegiatan praktikum yang terkadang
menguras tenaga dan pikiran mereka. Akan tetapi, Dalam mengikuti perkuliahan
tertentu terkadang mahasiswa merasa senang dan tertarik pada mata kuliah tersebut
dengan alasan yang berbeda-beda, sehingga tanpa mereka sadari telah banyak
menguras tenaga untuk dapat menyerap pengetahuan dengan mengikuti perkuliahan
tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan mata kuliah Bedah Mulut, yang
merupakan mata kuliah yang menarik menurut mahasiswa FKG. Tujuan Penelitian ini
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan berpuasa dan tidak berpuasa terhadap hasil
belajar pada mata kuliah Bedah Mulut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan pedoman dalam menyusun rencana kerja selama melakukan ibadah puasa.
Penelitian ini menggunakan metode observasional. Dilakukan pada bulan
November 2006 dan bulan April 2007 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dengan menggunakan kuesioner sebagai media penelitian serta menggunakan
data hasil ujian yang berupa angka sebagai data penelitian dan didapatkan 32 subyek
dengan 16 subyek yang berpuasa dan 16 subyek yang tidak berpuasa dan telah
memenuhi kriteria. Diperoleh rata-rata nilai hasil ujian Bedah Mulut subyek yang
berpuasa 64,95 dan subyek yang tidak berpuasa 63,85. setelah dilakukan uji statistik
Mann-Whitney didapatkan P>0,05 yaitu 0,985. Ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan antara nilai hasil ujian mata kuliah Bedah Mulut subyek yang berpuasa dan
subyek yang tidak berpuasa. Hal ini dikarenakan pada saat berpuasa kadar glukosa
darah relative tetap. Setelah glikogen habis digunakan sebagai sumber energi, maka
kecepatan penggunaan triasil gliserol dari depot-depot lemak didaerah abdominal dan
subkutan meningkat. Dengan demikian energi akan tetap tersuplai sama seperti orang
yang tidak berpuasa sesuai dengan kebutuhan.Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara berpuasa dan tidak berpuasa terhadap
hasil belajar pada mata kuliah Bedah Mulut. | en_US |