Show simple item record

dc.contributor.authorSyafruddin
dc.date.accessioned2014-01-28T04:26:23Z
dc.date.available2014-01-28T04:26:23Z
dc.date.issued2014-01-28
dc.identifier.nimNIM021610101001
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/26215
dc.description.abstractPuasa menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah menghindari makan, minum dan sebagainya dengan sengaja (terutama yang bertalian dengan keagamaan). Ibadah puasa bukan hanya dikenal dalam agama islam, tetapi juga dalam ajaran agama-agama lain. Puasa merupakan sejenis amalan yang umum (universal) dan dianjurkan oleh semua agama. Pada saat berpuasa frekuensi makan yang awalnya dilakukan pada pagi, siang dan malam hari hanya dilakukan pada saat malam hari saja antara saat berbuka puasa dan makan sahur, kondisi ini akan menyebabkan perubahan metabolisme tubuh. Tubuh manusia mempunyai mekanisme alamiah yang digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan agar tetap dalam kondisi normal. Belajar bisa di definisikan sebagai kemampuan mengubah perilaku atas dasar pengalaman masa lampau. Telah diperdebatkan bahwa belajar melibatkan pembentukan kontak sinap baru dalam susunan saraf pada otak. Faktor minat dalam belajar memiliki peranan yang penting karena dapat mempengaruhi kualitas pencapaian belajar. Seseorang yang menaruh minat yang besar terhadap suatu materi, maka akan memusatkan perhatiannya lebih besar terhadap materi tersebut. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember (FKG UNEJ) yang melaksanakan puasa pada waktu ujian. Banyak mahasisiwa FKG merasa enggan untuk melaksanakan ibadah puasa pada saat ujian. Ini dikarenakan mereka khawatir stamina berpikirnya akan menurun, karena dalam sehari selain kuliah mereka juga mengikuti kegiatan praktikum yang terkadang menguras tenaga dan pikiran mereka. Akan tetapi, Dalam mengikuti perkuliahan tertentu terkadang mahasiswa merasa senang dan tertarik pada mata kuliah tersebut dengan alasan yang berbeda-beda, sehingga tanpa mereka sadari telah banyak menguras tenaga untuk dapat menyerap pengetahuan dengan mengikuti perkuliahan tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan mata kuliah Bedah Mulut, yang merupakan mata kuliah yang menarik menurut mahasiswa FKG. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan berpuasa dan tidak berpuasa terhadap hasil belajar pada mata kuliah Bedah Mulut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam menyusun rencana kerja selama melakukan ibadah puasa. Penelitian ini menggunakan metode observasional. Dilakukan pada bulan November 2006 dan bulan April 2007 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dengan menggunakan kuesioner sebagai media penelitian serta menggunakan data hasil ujian yang berupa angka sebagai data penelitian dan didapatkan 32 subyek dengan 16 subyek yang berpuasa dan 16 subyek yang tidak berpuasa dan telah memenuhi kriteria. Diperoleh rata-rata nilai hasil ujian Bedah Mulut subyek yang berpuasa 64,95 dan subyek yang tidak berpuasa 63,85. setelah dilakukan uji statistik Mann-Whitney didapatkan P>0,05 yaitu 0,985. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai hasil ujian mata kuliah Bedah Mulut subyek yang berpuasa dan subyek yang tidak berpuasa. Hal ini dikarenakan pada saat berpuasa kadar glukosa darah relative tetap. Setelah glikogen habis digunakan sebagai sumber energi, maka kecepatan penggunaan triasil gliserol dari depot-depot lemak didaerah abdominal dan subkutan meningkat. Dengan demikian energi akan tetap tersuplai sama seperti orang yang tidak berpuasa sesuai dengan kebutuhan.Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara berpuasa dan tidak berpuasa terhadap hasil belajar pada mata kuliah Bedah Mulut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021610101001;
dc.subjectBerpuasaen_US
dc.titlePerbedaan Berpuasa Dan Tidak Berpuasa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Bedah Mulut;en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record