dc.description.abstract | Karies gigi merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial, yaitu adanya
beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya lesi karies. Selain faktor
etiologi ada juga yang disebut faktor-faktor non-etiologi atau dikenal dengan istilah
indikator risiko, salah satu contohnya yaitu fluor. Fluor merupakan bentuk ionik dari
fluorin yang dibutuhkan tubuh agar tulang dan gigi menjadi kuat. Fungsi fluor
diantaranya adalah untuk mencegah karies gigi. Fluor tersedia melimpah di dalam
kerak bumi, maka semua air mengandung fluor dengan konsentrasi yang berbedabeda.
Kandungan fluor pada air tanah di tiap tempat berbeda, hal ini dapat
dipengaruhi banyak faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rata-rata
DMF-T dan kadar fluor pada sampel siswa SMA di kecamatan Asembagus dan di
kecamatan Sukosari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai karies gigi bagi instansi terkait maupun bagi pengembangan penelitianpenelitian
selanjutnya.
Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Asembagus dan SMA N 1 Sukosari.
Sampel diambil secara purposive sampling dan didapatkan jumlah sampel 60 siswa
untuk kecamatan Asembagus dan 20 siswa untuk kecamatan Sukosari. Data karies
gigi didapatkan dari pemeriksaan langsung terhadap rongga mulut sampel, sedangkan
data kadar fluor didapatkan dari air sumur sampel yang diperiksa di laboratorium.
Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan uji beda Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies gigi yang diukur dengan
menggunakan indeks DMF-T pada siswa di kecamataan Asembagus memiliki ratarata
DMF-T
1,13 dan di kecamatan Sukosari 2,25. Data kadar fluor pada air sampel
siswa pada kedua daerah memiliki rata-rata yang hampir sama. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan karies gigi pada siswa
SMA N 1 Asembagus dan SMA N 1 Sukosari. | en_US |