Sifat Fisik Tanah pada Beberapa Naungan di Kebun Kopi Robusta
Abstract
RINGKASAN
xiii
Sifat Fisik Tanah pada Beberapa Naungan di Kebun Kopi Robusta , Tri
Pujiantoro (071520101031), Pembimbing Utama Ir. R. Soedradjad, MT, dan
Pembimbing Anggota Dr. Ir. Marga Mandala, MP.
Sistem pengelolaan lahan dengan berbagai jenis pohon penaung dan
tanaman sela diyakini mempengaruhi kondisi fisik tanah. Pohon penaung tanaman
kopi selain untuk mengurangi intensitas cahaya matahari, juga dinilai dari seresah
yang dihasilkan dan sistem perakarannya. Pohon penaung yang baik mampu
membentuk lapisan seresah sehingga melindungi permukaan tanah dari pukulan
air hujan serta menyumbang C-organik secara optimal dan secara umum
berpengaruh terhadap sifat fisik tanah.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji pengaruh naungan
sengon, dadap dan lamtoro terhadap sifat fisik tanah pada kebun kopi robusta di
Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multistage
Stratified Random Sampling yaitu kebun kopi rakyat yang sudah memiliki
tanaman naungan dan setiap petak perlakuan mempunyai tanaman naungan yang
berbeda yaitu tanaman kopi dengan sengon sebagai tanaman naungan , tanaman
kopi dengan lamtoro sebagai tanaman naungan, tanaman kopi dengan dadap
sebagai naungan. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada 7 titik lokasi pada
kedalaman lapisan olah 0-40 cm, 40-90 cm, kemudian diamati dan dianalisis di
Laboratorium. Analisis contoh tanah dilakukan di laboratorium fisika dan kimia
tanah Universitas Brawijaya Malang. Pengamatan tanah meliputi tekstur, struktur
tanah yaitu berat jenis volume, berat jenis partikel, porositas, kadar air kapasitas
lapang, warna tanah dan bahan organik. Data yang diperoleh dianalisa
menggunakan standart eror deviasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik tanah pada tiga penaung
(sengon, dadap dan lamtoro) di kebun kopi robusta adalah berbeda tidak nyata.
Meskipun demikian, pada kedalaman 0-40 cm dan 40-90 cm tanah dibawah
naungan lamtoro memiliki C-organik (1,04% dan 0,49%) lebih tinggi
dibandingkan tanah dibawah naungan sengon dan dadap. C-organik yang lebih
tinggi umumnya akan menyebabkan berat jenis partikel dan berat jenis volume
lebih rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tanah dibawah naungan
lamtoro memiliki berat jenis partikel (2,4 g cm
xiv
-3
dan 2,5 g cm
-3
) dan berat jenis
volume (1,35 g cm
-3
dan 1,40 g cm
-3
) terendah.
Collections
- MT-Agribusiness [159]